https://surabaya.times.co.id/
Berita

Anggota DPRD Jatim Cahyo Harjo Dukung Pelestarian Seni dan Budaya Lokal

Kamis, 20 Februari 2025 - 20:19
Anggota DPRD Jatim Cahyo Harjo Dukung Pelestarian Seni dan Budaya Lokal Anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso saat menyampaikan sambutan dalam acara Sarasehan Seni dan Budaya di Yello Hotel Surabaya, Kamis (20/2/2025). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Provinsi Jawa Timur telah melakukan berbagai upaya dalam melestarikan tradisi dan budaya lokal. Hal ini mendapatkan dukungan penuh dari Anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso.

Cahyo melihat upaya Pemprov Jatim untuk menjaga eksistensi seni dan budaya patut diapresiasi.

"Apalagi kita sudah memiliki peraturan gubernur yang baru yaitu Pergub tentang kemajuan kebudayaan, tinggal kita bagaimana menindaklanjuti petunjuk teknisnya," kata Cahyo saat acara Sarasehan Seni dan Budaya sebagai Jembatan Antar Generasi di Surabaya, Kamis (20/2/2025).

Perkembangan global dan disrupsi informasi, merupakan tantangan besar dalam menjaga nilai-nilai budaya tetap bertahan di Jatim. Apalagi saat ini berkembang tren masuknya konten-konten budaya asing yang mayoritas tidak sesuai dengan budi pekerti luhur bangsa. 

Anggota-DPRD-Jatim-Cahyo-Harjo-b.jpgKepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Jatim Dwi Supranto saat menjadi narasumber dalam sarasehan, Kamis (20/2/2025). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

"Banyak generasi muda apatis terhadap nilai budaya dan kesenian lokal. Lambat laun budaya kita akan terkikis," terang Cahyo.

Apatisme itu salah satunya berdampak pada nilai-nilai toleransi maupun kearifan lokal yang semakin berkurang. 

Komisi E DPRD Jatim melakukan sejumlah langkah melalui penanaman pendidikan sejak usia dini. Lingkungan pendidikan bertanggungjawab mendukung eksistensi budaya dan seni lokal daerah masing-masing.

"Doktrinasi yang paling cepat, paling mudah masuk ke masyarakat adalah melalui sektor pendidikan," tandasnya.

Pemajuan kebudayaan memang bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga butuh dukungan akademisi, masyarakat, media dan pelaku usaha. DPRD Jatim sendiri telah mengesahkan porsi anggaran untuk kegiatan seni dan budaya yang diusulkan oleh pemerintah provinsi.

Untuk mendukung pemajuan kebudayaan, diselenggarakan berbagai kegiatan. Ada pembentukan Taruna Budaya Jatim sebagai ujung tombak Disbudpar, Jambore Taruna Budaya, hingga Apresiasi Seniman Jatim tahunan yang berupa tali asih kepada 1.000 seniman.

Cahyo mengatakan, Pemprov Jatim telah berusaha memberikan stimulus kepada pelaku budaya. Salah satunya setiap kegiatan kenegaraan atau kegiatan besar dari pemerintah kota maupun provinsi sudah melibatkan pelaku seni budaya lewat penampilan.

"Ini hanya salah satu cara peningkatan ekonomi, kami rasa masih belum cukup, kami telah berdiskusi dengan dinas pendidikan dan kebudayaan bagaimana langkah-langkah kolaborasi sinergitas untuk memberikan stimulus kepada pelaku budaya khususnya dari sisi infrastruktur mereka seperti revitalisasi peralatan penunjang kegiatan kesenian," tambah pria yang juga merupakan Ketua DPC Gerindra Surabaya tersebut.

Sementara itu, berdasarkan data Objek Pemajuan Kebudayaan sesuai UU No 5 Tahun 2017,  ada 10 jenis kebudayaan di Indonesia. Tradisi lisan, adat istiadat, manuskrip, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, bahasa, permainan rakyat, olahraga tradisional dan seno.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim mencatat, terdapat 664 tradisi lisan, 270 manuskrip, 703 adat istiadat, 679 ritus, 1.281 pengetahuan tradisional, 727 teknologi tradisional, 150 bahasa, 754 permainan rakyat, 316 olahraga tradisional dan 2.073 seni di Jatim.

Anggota-DPRD-Jatim-Cahyo-Harjo-c.jpg

Beberapa kesenian tradisional bahkan telah mendapatkan pengakuan baik secara nasional maupun internasional. 

Misalnya, Pemprov Pemprov Jatim saat ini mendukung penuh jaranan sebagai warisan budaya dunia.

Dalam seminar Seni Budaya sebagai Jembatan antar Generasi, dijelaskan bahwa kesenian lokal itu merupakan warisan budaya bangsa dan tengah diusulkan sebagai warisan budaya ke UNESCO.

"Ini adalah bagian dari upaya pelestarian kebudayaan yang disebut dengan pemajuan kebudayaan," kata Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Jatim Dwi Supranto saat menjadi narasumber dalam sarasehan.

Jaranan memiliki nilai aspek kebudayaan (intangible) yang dapat membawa manfaat ekonomi bagi para pegiatnya. Aspek ini perlu mendapatkan perlindungan atas nilai-nilai budayanya.

Diharapkan kontribusi dari sebuah budaya melalui event kalender wisata dan bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi para pelaku budaya.

"Di Jatim sendiri ada 603 desa wisata yang bisa diperkuat dengan kearifan budaya lokal seperti jaranan tersebut," ucap Dwi. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.