https://surabaya.times.co.id/
Berita

DPRD Jatim: Infrastruktur dan Sinergi Kunci Wisata Malang Raya

Minggu, 02 November 2025 - 18:06
Infrastruktur dan Sinergi Kunci Wisata Malang Raya, DPRD Jatim: Bukan Tugas Pemerintah Saja Jajuk Rendra Kresna, Anggota Komisi B DPRD Jatim menekankan sinergi kolektif untuk memajukan pariwisata Malang Raya infrastruktur dan keadilan sosial harus jadi prioritas. (FOTO: Zisti Shinta/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Sektor pariwisata di Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu) didorong untuk terus berkembang secara berkelanjutan. Namun, kesuksesan jangka panjang sektor ini sangat bergantung pada sinergi antarwilayah, perbaikan infrastruktur, dan peran serta aktif dari seluruh elemen masyarakat.

Strategi pengawasan dan pengembangan ini menjadi sorotan utama dalam sebuah diskusi yang menghadirkan Jajuk Rendra Kresna, Anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur.

Anggota DPRD Jawa Timur yang akrab disapa Bunda Jajuk ini menegaskan bahwa Provinsi Jawa Timur telah memposisikan diri sebagai Gerbang Pariwisata Nusantara. Malang Raya, yang terdiri dari Kota Batu dengan wisata buatan, Kota Malang dengan wisata edukasi, serta Kabupaten Malang dengan kekayaan alamnya (pegunungan, pertanian, dan pantai), adalah cerminan dari gerbang tersebut.

"Malang Raya memiliki ciri khas masing-masing, tetapi jika digabung, ini adalah bagian dari wisata Jawa Timur. Potensinya sangat besar dan membanggakan, yang pada akhirnya harus bermuara pada kesejahteraan ekonomi masyarakat," ujar Bunda Jajuk dapil Malang.

Dalam pengawasannya, Komisi B DPRD Jawa Timur menyoroti dua tantangan besar yang perlu segera diatasi. Pertama, adalah masalah infrastruktur jalan menuju destinasi alam di Kabupaten Malang, seperti kawasan pantai. Anggota dewan mendorong Pemerintah Kabupaten Malang untuk berjuang mendapatkan pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar proyek jalan yang rusak dapat segera tuntas.

Kedua, adalah fenomena desa wisata yang cepat sepi setelah awal peluncuran. Menurut Bunda Yayu, hal ini terjadi karena kurangnya inovasi dan pendampingan berkelanjutan.

Pihak DPRD memastikan pengawasan ketat terhadap anggaran dan program pendampingan dari Dinas Pariwisata agar destinasi yang dibuka tidak monoton dan dapat berumur panjang. Selain itu, investasi harus berjalan beriringan dengan keadilan sosial.

"Kami mengawal, jangan sampai tempat wisata bagus, yang datang orang-orang menengah ke atas, sedangkan angka kemiskinan di sekitar situ masih tinggi. Jangan sampai masyarakat hanya bisa menjadi penonton," tegasnya.

Pada akhirnya, Bunda Jajuk menekankan bahwa pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan di Malang Raya memerlukan kolaborasi dan tanggung jawab kolektif. Ia juga mengajak Generasi Z untuk terlibat aktif mempromosikan wisata melalui media sosial dan fotografi.

"Saya berharap berbicara wisata adalah tugas kita semuanya. Bukan hanya tugas pemerintah, bukan hanya tugas DPRD, bukan hanya tugas masyarakat, tetapi harus sama-sama. Monggo dijaga, dan jangan pernah lelah untuk terus belajar dan berinovasi untuk ke depannya," tuturnya.

Dengan adanya sinergi antar-Pemda, pengawasan anggaran yang akuntabel, serta peran serta masyarakat dan investor yang bertanggung jawab, diharapkan Malang Raya benar-benar dapat menjadi contoh pengembangan pariwisata yang adil dan berdampak nyata bagi kesejahteraan lokal. (*)

Pewarta : Zisti Shinta Maharani
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.