TIMES SURABAYA, SURABAYA – Kepemimpinan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi akan genap berusia enam bulan pada 26 Agustus mendatang. Memimpin di tengah situasi sulit pandemi Covid-19 memang membutuhkan pikiran dan tenaga yang lebih dari 'Risma'.
Sampai sejauh ini, Surabaya masih sama dengan kota-kota besar di Indonesia lainnya, lonjakan kasus Covid-19 naik turun bak roller coster. Secara bersamaan pula, jelang perayaan HUT RI sejumlah kota besar itu mengalami tren penurunan kasus positif.
Namun belum ada yang bisa menjamin apakah ini pertanda berakhirnya pandemi Covid-19. Lantas apa saja yang sudah dilakukan Wali Kota Surabaya dalam berperang menghadapi pagebluk ini?
TIMES Indonesia sudah merangkumnya dalam dua artikel ini: 5 Langkah Sigap Wali Kota Surabaya Tekan Lonjakan Covid-19 dan Kejar Target Penurunan Covid-19 dalam Sepekan.
Strategi Pemulihan Lima Tahun ke Depan
Setelah berhasil menekan kasus positif jelang perayaan kemerdekaan. Eri Cahyadi masih punya 4,5 tahun memimpin Kota Pahlawan, jika dalam hitungan normal lima tahun kepemimpinan.
Sementara itu hari ini, Senin (16/8/2021) DPRD Surabaya telah mengesahkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kota Surabaya tahun 2021-2026. RPJMD merupakan penjabaran dari visi-misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih Eri Cahyadi dan Armuji, semasa masa kampanye Pilkada Surabaya 2020.
Pasangan yang diusung PDI Perjuangan itu memiliki visi 'Gotong Royong Menuju Surabaya Kota Dunia yang Maju, Humanis, dan Berkelanjutan'. Sementara misinya terangkum dalam sepuluh poin yang dapat dibaca pada berita ini.
Ketua Pansus RPJMD Kota Surabaya, Khusnul Khotimah menyampaikan sejumlah fokus kebijakan yang dituangkan dalam rencana pembangunan tersebut.
1. Penguatan Fasilitas Kesehatan
Di tengah pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir dua tahun ini, belum ada tanda-tanda berakhir. Maka dari itu pihaknya telah meminta kepada Pemkot Surabaya agar menyiapkan kebijakan jangka panjang agar penanganan Covid-19 dapat dapat dilaksanakan secara sistematis dan mapan. Agar tidak terus-menerus dalam kondisi darurat.
"Artinya saya mendorong menyiapkan unit teknis seperti rumah sakit khusus infeksi dan memperkuat infrastruktur kesehatan. Sehingga masyarakat memiliki kepercayaan bahwa Pemkot siap menghadapi pandemi," ungkap politisi perempuan Fraksi PDI Perjuangan ini kepada TIMES Indonesia.
Ia mencontohkan, fasilitas tes Covid-19 seperti Laboratorium Kesehatan Daerah (LABKESDA) harus ditingkatkan kapasitasnya. Tidak hanya itu, kecepatan hasil tes juga perlu ditingkatkan tindakan medis dapat segera diambil ketika seorang warga positif terpapar Covid-19.
"Dengan peningkatan kapasitas tes dan percepatannya, diharapkan warga yang terpapar dapat segera tertolong dan sembuh. Kemudian, menyelamatkan warga yang lain dari potensi penularan," jelasnya.
Pembangunan rumah sakit khusus penyakit menular atau infeksius juga penting untuk diperhatikan. Belajar dari pengalaman pandemi Covid-19 yang hampir dua tahun berjalan ini. "Supaya kita nggak tergopoh-gopoh lagi dalam situasi darurat baru membangun rumah sakit, karena kapasitas yang membludak," tegasnya.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat juga telah didorong untuk beroperasi 24 jam non stop.
"Saat terjadi lonjakan kemarin itu sudah dilaksanakan dan terbukti bisa. Kalau ke depan Puskesmas bisa terus beroperasi 24 jam tanpa henti, ini akan semakin memudahkan warga tentunya dalam keterjaminan pelayanan kesehatan," bebernya.
Penguatan fasilitas kesehatan tentunya beriringan dengan penambahan sumber daya manusia yakni tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan tenaga pendukung lainnya.
Selain itu penguatan Puskesmas dalam sisi selain ketersediaan obat juga telah menjadi pembahasan serius dalam RPJMD 2021-2026 ini.
2. Mitigasi Pandemi Masuk dalam Kurikulum Sekolah
Selain itu, Pansus RPJMD juga telah mengusulkan agar pengetahuan tentang pandemi Covid-19 masuk pada kurikulum pembelajaran siswa.
"Seperti bagaimana cara mencuci tangan dengan benar, kemudian perilaku hidup sehat dan bersih. Sehingga itu semua bisa dijadikan kebiasaan baik di lingkungan rumah maupun sekolah," katanya.
Dengan pembiasaan sejak dini, anak-anaka Surabaya dapat tumbuh menjadi generasi yang sadar akan kesehatan di masa mendatang.
Tak hanya bicara pandemi Covid-19, dalam pembahasan RPJMD lima tahun mendatang juga disisipkan kesiapsiagaan mitigasi potensi bencana lainnya.
"Karena memang mitigasi bencana ini penting kalau kita lihat di peta Surabaya kan dilewati oleh Seser Kendeng yang artinya potensi bencana itu masih dimungkinkan. Maka kemudian mitigasi bencana berbasis masyarakat itu juga bisa dimasukkan kepada kurikulum atau pada pembelajaran ekstra seperti Pramuka," paparnya.
Pansus RPJMD juga mendorong agar Pemerintah Kota Surabaya dalam membangun fasilitas pelayanan publik dapat memperhatikan aspek-aspek kebencanaan.
4. Satu Data MBR Real Time dan Terbuka
Komisi D bidang kesejahteraan masyarakat juga telah meminta agar Pemkot Surabaya membuat sistem pendataan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang real time (waktu yang sebenarnya) dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat.
"Kami menanggapi permasalahan bantuan sosial yang kerap masih bingung soal data. Sehinga perlu adanya sistem data kemiskinan yang real time dan terbuka sehingga ketika ada penyaluran bantuan sosial, penerima memang benar-benar warga yang membutuhkan," terangnya.
5. Genjot Ekonomi Digital
Upaya pemulihan kesehatan tentunya akan beriringan dengan perbaikan kondisi ekonomi. Sebagaimana yang sering digaungkan Eri Cahyadi semasa kampanye yakni menjadikan kota Surabaya sebagai kota bisnis berkelas dunia.
Pansus RPJMD menekankan pengoptimalan sentra wisata kuliner, transformasi perdagangan konvensional ke berbasis digital, serta intervensi nyata terhadap UMKM maupun sektor informal perlu dilakukan.
"Pemulihan ekonomi dan kesehatan tidak terpisahkan. Perumusan hingga implementasi kebijakan formulanya harus tepat sehingga bisa mencapai target pembangunan yang diharapkan," kata politisi yang akrab disapa Ning Khusnul ini.
Menurutnya visi ‘Gotong Royong menuju Surabaya Kota Dunia yang Maju, Humanis dan Berkelanjutan’ yang diusung Eri-Armuji dirasa tepat untuk membangkitkan optimisme kota Surabaya menghadapi pandemi Covid-19.
"Jadi dalam mengisi RPJMD di lima tahun mendatang pemulihan ekonomi Surabaya wajib bersanding dengan aspek kesehatan. Agar kesehatan masyarakat dapat terjaga dan produktivitas sosial-ekonomi bisa kembali bergeliat," tutupnya. (*)
FOTO 2, Saat Balai Kota Surabaya digeruduk massa demonstrasi di tengah pandemi Covid-19. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
FOTO 3, Penuhnya kapasitas rumah sakit saat lonjakan kasus positif Covid-19 beberapa waktu lalu. (FOTO: dok. TIMES Indonesia)
Pewarta | : Ammar Ramzi (MG-235) |
Editor | : Deasy Mayasari |