TIMES SURABAYA, PONOROGO – Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko sangat mafhum adanya pembangunan Monumen Reog Ponorogo (MRP) bakal membawa dampak sosial.
Mata pencaharian para penambang dan pengobong batu kapur akan ikut terancam jika bangunan setinggi 126 meter itu kelak bercokol di atas perbukitan kapur kawasan Kecamatan Sampung Ponorogo.
Untuk itu, Bupati Sugiri Sancoko sengaja mengajak bicara dari hati ke hati sekitar 120 penambang dan pengobong batu kapur di balai Desa Sampung. Solusi beralih ke usaha pariwisata disodorkan kepada para penambang dan pengobong batu kapur itu.
"UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah) tumbuh pesat setelah gunung gamping di Sampung menjadi sebuah kawasan wisata," kata Bupati Sugiri Sancoko.
Menurutnya Pemkab Ponorogo kini menawarkan studi tiru ke destinasi wisata Tebing Breksi di Sleman Jogyakarta.
"Masyarakat setempat sukses menyediakan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. Kita contoh dan kembangkan kegiatan masyarakat di sini nantinya bekerja di sektor pariwisata,’’ terang Bupati Sugiri Sancoko
Ia pun optimistis MRP akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kondisi penghidupan di Kecamatan Sampung baik langsung maupun tidak langsung. Mulai kepemilikan aset (pentagon assets), akses, hingga aktivitas keseharian yang produktif.
Peletakan batu pertama megaproyek monumen dilengkapi museum itu bakal dilakukan dalam waktu dekat setelah desain terbaik lewat sayembara yang berhadiah total Rp175 juta terpilih.
Selain Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, ikut dalam sosialisasi dengan warga Sampung Sekda Ponorogo Agus Pramono, beberapa kepala OPD Pemkab Ponorogo dan Camat Sampung.
Sebelumnya Pemkab Ponorogo telah mengadakan sayembara desain proyek mercusuar Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo.
Pengumuman pemenang sayembara desain Monumen Reog yang memperebutkan hadiah uang Rp175 juta tersebut langsung diumumkan oleh panitia sayembara didepan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko di gedung Pusdalobs Sabtu (24/9/2022) sore.
Ada 5 tim terbaik yang berhasil memenangkan sayembara desain Monumen Reog Ponorogo. Tim Singo Mandalika sebagai pemenang pertama mendapat hadiah Rp100 juta, disusul tim Taman Raga Selaras mendapat hadiah Rp40 juta.
Kemudian tim Reog Agung Ponorogo Cultural Heritage mendapat hadiah Rp25 juta, sedangkan pemenang harapan Pelataran Reog dan Bawana Angreog mendapat hadiah maaing-masing Rp5 juta.
Tim Singo Mandalika dari Bali tersebut menyisihkan 45 tim yang ikut mendaftar mengikuti sayembara desain Monumen Reog Ponorogo.
Sayembara desain Monumen Reog Ponorogo yang inisiasi Pemkab Ponorogo tersebut melibatkan Dewan juri yang terdiri dari Ikatan Arsitektur Indononesia (IAI) Jawa Timur, dan juga Direktorat Kerjasama Pengelola Usaha (DKPU) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Wawan Ardiyan Suryawan dari tim leader DKPU ITS kepada TIMES Indonesia mengatakan, pemenang sayembara desain Monumen Reog ini sudah memenuhi syarat baik filosofi, arsitek, dan cara mengambil angle sesuai fasad bangunan yang wajib menandakan bentuk reog Ponorogo.
"Semua pemenang sayembara desain Monumen Reog Ponorogo kreasinya sangat bagus, namun untuk pemenang pertama ini mempunyai kelebihan termasuk bisa memperhitungkan kekuatan struktur bangunan," kata Wawan.
Menurut Wawan Monumen Reog yang desainnya disayembarakan tersebut nantinya akan menjadi landmark nasional, karena tinggi bangunan melebihi patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
"Monumen Reog nantinya akan menjadi simbol sejarah peradaban Ponorogo," ulas Wawan.
Sementara Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta sayembara desain Monumen Reog Ponorogo.
Menurutnya semua peserta menampilkan desain-desain yang sangat bagus, namun dari sekian puluh peserta pihaknya hanya bisa memilih dan menentukan 7 pemenang saja.
"Saya mengakui semuanya bagus-bagus tidak ada yang jelek, filosofinya matang-matang, arsiteknya bagus-bagus, kemudian cara mengambil angle-nya bagus-bagus, hanya yang menang ini kebetulan sesuai aplikasi yang ada," kata Bupati Sugiri Sancoko.
Menurutnya yang menjadi pemenang sayembara desain Monumen Reog tersebut sesuai dengan aplikasi yang ada termasuk biaya, kolaborasi dengan alam yang ada, dan branding dengan gunung gamping. "Tapi sesungguhnya semuanya bagus-bagus," ulas Bupati Ponorogo. (*)
Pewarta | : M. Marhaban |
Editor | : Ronny Wicaksono |