TIMES SURABAYA, JAKARTA – Angkatan Laut Korea Selatan, Jumat (29/7/2022) mengumumkan akan mulai mengerahkan perwira wanita di dalam kapal selam mulai dari tahun 2024 setelah tinjauan komprehensif selama delapan tahun.

Angkatan Laut Korea Selatan telah memberikan lampu hijau untuk rencana untuk mengintegrasikan tamtama pelaut wanita ke awak kapal selam pada pertemuan kebijakan yang diadakan di markas besar di kota Gyeryong, Provinsi Chungcheong Selatan pada hari Kamis dan kemudian diumumkan pada hari berikutnya.

Dilansir The Korea Herald, Angkatan Laut Korea Selatan berencana merekrut tiga anggota awak kapal selam wanita pada tahun 2023 dan menempatkan mereka di kapal selam 3.000 ton, termasuk kapal selam kelas Dosan Ahn Changho (KSS-III), pada tahun 2024 setelah satu tahun pelatihan. 

Penugasan tamtama pelaut wanita ke kapal selam 3000 ton itu terjadi 31 tahun setelah Angkatan Laut Korea Selatan menugaskan kapal selam kelas Jang Bogo 1.200 ton pertamanya pada tahun 1993.

Izin angkatan laut juga memungkinkan perwira militer wanita Korea Selatan untuk bertugas di semua kapasitas tempur, kecuali untuk beberapa misi operasi khusus.

Angkatan Laut Korea Selatan mengatakan rencana untuk mengintegrasikan pelaut wanita di kapal selam memerlukan tinjauan komprehensif, termasuk jumlah pelaut wanita yang bisa ditampung oleh masing-masing kapal selam dan pelamar potensial serta jalur karir para pelaut.

Tetapi yang paling penting, penempatan kapal selam kelas Dosan Ahn Changho pertama buatan Korea telah memungkinkan perwira wanita untuk mengisi billet terbuka di kapal selam.

Kapal selam seberat 3.000 ton, yang mampu menembakkan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam itu ditugaskan ke Angkatan Laut sejak Agustus 2021. Angkatan Laut Korea Selatan juga berencana untuk menugaskan kapal selam Shin Chae-ho dan Ahn Mu seberat 3.000 ton.

Angkatan Laut telah mampu membangun fasilitas ramah perempuan dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pelaut perempuan untuk melaksanakan tugas kapal selam karena ruang internal yang lebih luas dari kapal selam 3.000 ton dibandingkan dengan kapal selam 1.200 dan 1.800 ton.

Sekitar 50 perwira wanita yang ditugaskan dan yang tidak ditugaskan mengunjungi kapal selam seberat 3.000 ton dan melakukan simulasi di atas kapal selam pada bulan Mei lalu.

Para peserta itu menemukan bahwa lingkungan kerja memuaskan, tetapi pada saat yang sama, mereka diperkirakan akan menghadapi kesulitan karena ruang hidup yang relatif kecil di kapal selam dibandingkan dengan kapal lain.

Angkatan Laut Korea Selatan juga menjelaskan bahwa keputusan kebijakan tersebut bertujuan untuk memenuhi berbagai tuntutan untuk meningkatkan peran tentara wanita karena jumlah perwira militer wanita telah meningkat secara bertahap.

Selain itu, rencana tersebut akan berkontribusi untuk menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh berkurangnya pasokan tentara militer, dan memberikan lebih banyak kesempatan yang sama bagi tentara wanita yang kompeten dan berkualitas.

Dengan keputusan tersebut, Korea Selatan menjadi negara ke-14 di dunia yang mengizinkan perwira angkatan laut Korea Selatan wanita untuk bertugas di kapal selam.

Menurut Global Firepower Index,  43 negara di dunia mengoperasikan kapal selam, 13 negara diantaranya  mengizinkan wanita untuk bertugas di kapal selam pada bulan ini adalah Argentina, Australia, Kanada, Demark, Prancis, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swedia, Amerika Serikat, dan Inggris.

Norwegia adalah negara pertama di dunia yang mengizinkan tamtama wanita untuk bertugas di kapal selam pada tahun 1985. Militer AS mencabut larangan wanita yang bertugas di kapal selam pada tahun 2010 dan mulai menugaskan kembali pelaut wanita untuk kapal selam pada tahun 2011. (*)