TIMES SURABAYA, SIDOARJO – Viral video pidato penjelasan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali yang menegaskan jika ada 15 dari 18 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo terafiliasi paham radikalisme, dan ada salah satu Masjid di Wilayah Kecamatan Sedati yang dibawahnya menjadi tempat penyimpanan senjata diunggah kanal Youtube TV9 Official https://youtu.be/r3Sqen-M6TQ disoroti Pengamat Politik dari Accurate Research & Consulting Indonesia (ARC Indonesia), Baihaki Siraj.
Menurutnya, apa yang disampaikan Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali terlalu Offiside, seharusnya itu tidak disampaikan dihadapan masyarakat yang malah menimbulkan keresahan dan ketakutan di masyarakat.
Sebagai Pemimpin Daerah apa yang seharusnya itu menjadi konsumsi sendiri atau kerahasiaan negara dalam hal ini rana aparat penegak hukum seyogyanya jangan disampaikan ke khalayak umum seperti itu.
"Pola komunikasi seorang pemimpin daerah seharusnya menyejukkan bukan malah membuat keresahan atau ketakutan di masyarakat. Sebenarnya bukan tupoksinya Bupati mengungkapkan permasalahan tersebut, itu sebenarnya wilayah atau tupoksinya aparat penegak hukum.
Jadi menurut saya apa yang dilakukan Gus Muhdlor itu menyalahi wewenangnya atau bisa saya tegaskan lagi Bupati Sidoarjo terlalu offside," tegas Direktur eksekutif ARC Indonesia ini.
Diberitakan sebelumnya, Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali saat pelantikan MWC NU Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo menyampaikan jika ada 15 Kecamatan dari 18 Kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang terafiliasi paham radikalisme. Tak hanya itu Bupati yang akrab di sapa Gus Muhdlor tersebut mengungkapkan ada salah satu Masjid di Wilayah Kecamatan Sedati yang dibawahnya menjadi tempat penyimpanan senjata.
Dalam video tersebut Gus Muhdlor menyatakan jika dirinya telah mendapat data akurat bahwa ada lima belas (15) Kecamatan di wilayahnya telah terafiliasi paham radikalisme.
"Datanya akurat. Bahkan, ada salah satu Masjid di kawasan Sedati bawahnya dibangun bunker untuk penyimpanan senjata," terangnya dalam video yang beredar di group Whatsapp kalangan jurnalis Sidoarjo yang juga diunggah kanal Youtube TV9 Official https://youtu.be/r3Sqen-M6TQ itu.
Di cuplikan video selanjutnya, Gus Muhdor menambahkan jika kebanyakan kelompok radikal ini diketahui bukan asli warga Sidoarjo. Meski keanggotaanya masih terbilang sedikit, hal itu menjadi perhatian khusus bagi Bupati Sidoarjo.
"15 Kecamatan itu diketahui ada beberapa Desa yang berstatus kuning maupun merah. Seperti di wilayah Sedati, Balongbendo, Buduran, Gedangan, Candi dan Tarik. Paham radikal ini menyebar dengan cepat melalui masjid dan komplek perumahan," jelas Gus Muhdlor dalam cuplikan video lanjutan itu.
Menanggapi hal itu, Ketua PCNU Sidoarjo Zainal Abidin menekankan bahwa PCNU akan bergerak dan memperkuat Idelogi serta menjaga aset yang dimiliki Nahdlatul Ulama di Sidoarjo.
"PCNU Sidoarjo siap bergerak antisipasi dan memperkuat gerakan menangkal paham radikalisme yang menyebar di Sidoarjo," tukas Zainal dalam lanjutan video tersebut.(*)
Pewarta | : Rudi Mulya |
Editor | : Faizal R Arief |