https://surabaya.times.co.id/
Berita

Hari Anak Nasional Cerdas Digital, RS Airlangga Surabaya Ajak Pembatasan Penggunaan Gadget

Kamis, 24 Juli 2025 - 03:30
Hari Anak Nasional Cerdas Digital, RS Airlangga Surabaya Ajak Pembatasan Penggunaan Gadget Peringatan Hari Anak Nasional 2025 di RSU Airlangga Surabaya, Rabu (23/7/2025). (Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Keceriaan terlihat di raut wajah pasien anak-anak Rumah Sakit Umum Airlangga (RSUA) Surabaya. Sambil memegang balon, tak henti-hentinya mereka tersenyum riang. Ya pasien anak-anak RSUA memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2025. 

Sejalan dengan tema Hari Anak Nasional 2025  “Anak Hebat Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas”, ada lima topik yang diangkat menuju visi anak hebat.

Di antaranya bebas stunting, pendidikan inklusif, cerdas digital, perkawinan anak dan menghentikan kekerasan pada anak. 

Pemerintah berharap tidak sendiri dalam mewujudkan lima aspek tersebut, peran orang tua sangat dibutuhkan. Menurut dr. Roby, Spesialis Anak RSUA, anak adalah investasi masa depan. 

“Anak adalah investasi masa depan mempunyai dampak yang sangat panjang, ini adalah investasi sejak dini," ujarnya, Rabu (23/7/2025).

Salah satu topik yang menjadi fokus utama adalah cerdas digital pada anak. Topik ini menjadi perhatian banyak kalangan, terutama terkait akses yang mudah dibuka oleh anak-anak.

“Anak-anak sekarang seusia Paud, TK sudah bisa pegang HP, bagaimana akses yang berbahaya untuk orang dewasa tidak terakses dengan anak-anak. Jadi mereka tidak bisa akses tersebut, jadi cerdas digital dapat berjalan dengan baik yang melibatkan orang tua dalam pengawasan,” ujarnya. 

Sementara pemerintah berperan dalam melakukan pembatasan. Dukungan pemerintah sangat diharapkan dengan melakukan pemblokiran situs yang rentan dibuka oleh anak-anak.

Pembatasan Jam Bermain Gadget

Roby-Nurhariansyah.jpg

dr. Roby Nurhariansyah, Spesialis anak RSU Airlangga Surabaya, Rabu (23/7/2025). (Foto: Hamida Soetadji/TIMES Indonesia)

Sedangkan dari segi kesehatan, banyak anak yang terserang syarafnya dikarenakan intensitas memegang ponsel sangat tinggi. Roby mengatakan, diperlukan pembatasan jam saat anak-anak memegang HP.  

“Anak main syarafnya akan terkena atau terserang stroke, hal ini ada mitos dan fakta. Memang hal itu tidak bagus akan tetapi apakah tidak sebagus itu anak mengenal digital. Aspek digital ini ada dua yang pertama screen time atau paparan, berapa jam anak bermain gadget dan kedua akses atau situs yang diperbolehkan dibuka anak-anak,” tutur mantan Kepala Poli Anak RSUA ini. 

Banyak kasus salah satunya situs anak, tampak dari luar aman-aman saja.

"Saat link tersebut dibuka, benar ngga link tersebut aman untuk anak-anak. Terkadang di sosial media seperti kanal YouTube untuk anak," kata Dokter Roby yang menilai terkadang isinya tertanam nilai kurang positif. 

“Konten dari situs terkadang ada saling memukul, kekerasan. Padahal situs tersebut untuk anak-anak. Dalam hal ini peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk membatasi akses tersebut,” ungkapnya. 

Sementara tentang topik pentingnya mencegah stunting, perlu terus disosialisasikan karena mempunyai dampak panjang. 

"Maka anak- anak Indonesia harus bebas stunting untuk menuju generasi Indonesia Emas,” tuturnya, usai memperingati Hari Anak Nasional bersama pasien anak-anak RSUA.

Selain itu dalam topik pendidikan inklusif, tidak semua anak Indonesia mendapatkan pendidikan yang sama. 

Sementara peringatan hari anak, puncak acara menampilkan show badut, anak-anak antusias mengikuti hingga akhir.

Penampilan badut ini sekaligus sebagai terapi bermain bagi anak-anak yang rawat inap di RSUA. Sekitar 30 anak mengikuti acara tersebut, bagi pasien menular perawat mendatangi ruangan dan memberikan gimmick. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.