https://surabaya.times.co.id/
Berita

Angka Prediabetes Meningkat Akibat Minimnya Kesadaran Skrining Sejak Dini

Senin, 19 Mei 2025 - 16:17
Angka Prediabetes Meningkat Akibat Minimnya Kesadaran Skrining Sejak Dini Dosen Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR), Ika Nur Pratiwi SKep Ns MKep.(Dok.Unair)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Peningkatan angka diabetes pada kalangan dewasa muda yang berusia 19-25 tahun di Jawa Timur menyentuh angka 54,8 persen. Kondisi itu sangat mengkhawatirkan karena masih banyak masyarakat yang belum menyadari gejala dari prediabetes.

Fakta yang ada, kondisi prediabetes cenderung menjadi salah satu momok penyakit.  Menanggapi masalah tersebut, Dosen Fakultas Keperawatan (FKP) Universitas Airlangga (UNAIR), Ika Nur Pratiwi, SKep., Ns MKep mengatakan, kondisi prediabetes pada dewasa muda mengindikasikan bahwa golongan tersebut sangat berisiko terserang diabetes melitus.

“Jika tidak ditangani, sekitar 70 persen individu dengan prediabetes akan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam beberapa tahun mendatang. Terlebih berdasarkan pemeriksaan gula darah puasa, angka prediabetes pada dewasa muda di Jawa Timur melebihi rata-rata nasional yang berada pada angka 26,3 persen,” ungkapnya, Senin (19/5/2025).

Prediabetes adalah kondisi ketika kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes melitus tipe dua.

Menurut American Diabetes Association (ADA), seseorang dinyatakan mengalami prediabetes jika memiliki kadar glukosa darah puasa (fasting blood glucose) antara 100–125 mg/dL.

Kondisi awal gangguan  metabolik yang sering kali tidak disadari, hal ini disebabkan gejala tidak timbul.

Meski demikian, prediabetes berisiko tinggi memicu komplikasi jangka panjang, termasuk penyakit pada jantung dan gangguan ginjal jika tidak ditangani secara dini.

Ika menyebut ada banyak faktor yang memengaruhi peningkatan angka prediabetes pada dewasa muda.

Di antaranya, adanya konsumsi makanan tidak sehat seperti junk food, makanan tinggi gula, kurangnya aktivitas fisik, dan stress yang tinggi. Selain itu kurangnya edukasi terkait gejala prediabetes menjadikan kondisi ini tidak disadari banyak orang.

Fenomena ini menunjukkan bahwa dewasa muda mulai menjadi kelompok berisiko tinggi, terutama karena mereka mulai menjalani gaya hidup sedentari (pola hidup kurang aktif), mengonsumsi makanan tinggi kalori, dan kurang beraktivitas fisik.

"Dengan data bahwa Surabaya menjadi kota dengan tingkat diabetes tertinggi di Jawa Timur, memperkuat indikasi peningkatan tren ini,”ujarnya. 

Langkah pencegahan yang dilakukan, rutin melakukan skrining glukosa darah puasa, terutama yang memiliki Riwayat keluarga diabetes. Selain itu pola makan dan gaya sehat perlu dijaga. 

“Langkah pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan rutin melakukan skrining glukosa darah puasa (IFG) secara berkala, terutama bagi individu dengan BMI tinggi, kurang aktivitas fisik, atau memiliki riwayat keluarga diabetes. Selain itu pola makan dan gaya hidup yang sehat perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko prediabetes,” ungkapnya. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.