https://surabaya.times.co.id/
Berita

Pria dan Wanita dengan ADHD Berisiko Kehilangan hingga 11 Tahun Harapan Hidup

Selasa, 28 Januari 2025 - 06:01
Pria dan Wanita dengan ADHD Berisiko Kehilangan hingga 11 Tahun Harapan Hidup Hubungan asmara serius dengan penderita ADHD mungkin sifat kurang teratur. (FOTO: HelloSehtat)

TIMES SURABAYA, JAKARTA – Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada anak-anak, kini menjadi perhatian dalam sebuah studi berskala besar yang mengungkap kaitannya dengan berkurangnya harapan hidup. Temuan ini mengejutkan karena menunjukkan dampak yang signifikan, terutama bagi pria dan wanita, dengan perbedaan yang cukup mencolok.

Penelitian yang dipublikasikan di The British Journal of Psychiatry ini menganalisis data dari lebih dari 300.000 peserta dengan ADHD. Hasilnya membandingkan mereka dengan kelompok tanpa kondisi serupa untuk memahami sejauh mana ADHD memengaruhi umur panjang.

Penurunan Harapan Hidup: Pria dan Wanita Terdampak Berbeda

Dilansir Medical Daily pada Jumat (24/1), pria dengan ADHD mengalami penurunan harapan hidup sekitar 4,5 hingga 9 tahun. Sementara itu, dampak pada wanita bahkan lebih besar, dengan rentang penurunan harapan hidup antara 6,5 hingga 11 tahun.

Fakta ini memprihatinkan, terutama karena individu dengan ADHD sering kali menghadapi tantangan tambahan, seperti kurangnya dukungan, tekanan hidup yang lebih besar, serta pengucilan sosial. Semua faktor ini, menurut para peneliti, berdampak langsung pada kesehatan fisik dan mental mereka.

“Sangat memprihatinkan bahwa beberapa orang dewasa dengan ADHD menjalani hidup lebih pendek dari yang seharusnya. Orang dengan ADHD memiliki banyak kelebihan dan dapat berkembang dengan dukungan serta perawatan yang tepat,” ujar Profesor Josh Stott, penulis senior studi tersebut.

Tantangan Diagnosis dan Kesadaran ADHD pada Dewasa

Salah satu kendala utama dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat diagnosis ADHD pada orang dewasa. Profesor Stott mencatat bahwa hanya sebagian kecil populasi orang dewasa dengan ADHD yang terdiagnosis secara resmi.

“Kami tahu dari penelitian bahwa tingkat ADHD dalam sampel ini hanya sebagian kecil dari yang sebenarnya ada di masyarakat,” kata Profesor Stott.

Karena itu, studi ini mungkin melebih-lebihkan penurunan harapan hidup pada mereka yang mengalami ADHD, mengingat sebagian besar kasus tetap tidak terdeteksi.

Faktor Risiko dan Kebutuhan Dukungan

Para peneliti menggarisbawahi bahwa kematian dini pada pasien ADHD dapat disebabkan oleh faktor risiko yang dapat diubah. Misalnya, banyak individu dengan ADHD tidak mendapatkan dukungan yang memadai untuk mengelola kondisi mereka atau gangguan kesehatan fisik dan mental lainnya yang sering terjadi bersamaan.

Meski demikian, studi ini tidak mengevaluasi secara spesifik penyebab kematian tertentu. Oleh karena itu, belum ada bukti langsung yang menghubungkan tahun-tahun kehidupan yang hilang dengan faktor-faktor spesifik.

Pentingnya Dukungan dan Perawatan

Temuan ini mempertegas kebutuhan akan peningkatan kesadaran, diagnosis yang lebih baik, serta akses ke perawatan bagi individu dengan ADHD, terutama orang dewasa. Dengan intervensi yang tepat, dampak negatif pada harapan hidup ini dapat diminimalkan, memungkinkan individu dengan ADHD untuk hidup lebih panjang dan berkualitas.

“Kesibukan, dukungan emosional, serta pemahaman masyarakat tentang ADHD dapat membantu individu berkembang dengan baik meski menghadapi tantangan,” pungkas Profesor Stott.

Penelitian ini membuka ruang diskusi yang lebih luas mengenai pentingnya pendekatan holistik dalam menangani ADHD, terutama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup mereka yang hidup dengan kondisi ini.(*)

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.