TIMES SURABAYA, BEKASI – Semangat kolaborasi dan refleksi kebangsaan mewarnai gelaran Panggung Mahasiswa 2025 yang digelar di Gedung Serbaguna Istanaku, Bekasi, Minggu (19/10/2025) malam.
Acara ini diinisiasi oleh Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) bersama BEM PTNU Se-Nusantara dan BEM Kristiani Seluruh Indonesia (BEM KSI), mengusung tema “Satu Tahun Kepemimpinan Prabowo–Gibran: Aksi Nyata Menuju Indonesia Maju.”
Kegiatan diawali dengan pemutaran film dokumenter produksi AMI yang menampilkan capaian pemerintah selama setahun terakhir, sebelum berlanjut pada Talk Show Mahasiswa Nasional yang menjadi sesi utama acara.
Ketua pelaksana Jeremi Sianturi menyebut, forum ini menjadi ruang dialog terbuka bagi mahasiswa dari berbagai latar belakang untuk merefleksikan perjalanan pemerintahan nasional.
“Mahasiswa harus menjadi mitra kritis pemerintah, bukan hanya mengawasi, tapi juga memberi masukan konstruktif,” ujar Jeremi.
Tiga pembicara lintas organisasi dan iman hadir dalam diskusi tersebut: Achmad Baha’ur Rifqi (Presidium Nasional BEM PTNU Se-Nusantara), Charles Gilbert (Koordinator Pusat BEM KSI), dan Mega Sayillah (Presiden Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia).
Baha’ur Rifqi menekankan pentingnya etika dalam tradisi intelektual mahasiswa. “Kritik tanpa etika akan kehilangan nilai, tapi etika tanpa kritik akan kehilangan nyawa,” ujarnya.
Sementara itu, Charles Gilbert menyoroti pentingnya kolaborasi lintas iman di era kepemimpinan baru. “Perbedaan justru menjadi kekuatan moral untuk menjaga harmoni dan mendorong kebijakan yang inklusif,” tegasnya.
Adapun Mega Sayillah mengajak mahasiswa untuk menjaga idealisme di tengah arus pragmatisme. “Mahasiswa harus menjadi cermin nurani bangsa—bukan hanya reaktif, tapi solutif dan berbasis data,” katanya.
Selain diskusi, acara juga diwarnai pembacaan puisi bertema kebangsaan oleh Gangga Listiawan dan Nurul Endah, serta penampilan musik nasionalis dari Demind Band. Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan pesan optimisme agar mahasiswa terus menjadi kekuatan moral bangsa. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |