TIMES SURABAYA, SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak para pemuda untuk tidak terpengaruh dengan hal-hal yang dapat memecah belah warga Kota Pahlawan. Dirinya juga tidak ingin, warga terpecah belah dengan adanya isu yang mengaitkan dengan suku tertentu di Kota Surabaya.
“Maka arek-arek Surabaya jangan pernah terprovokasi. Jangan pernah arek Surabaya diadu,” kata Wali Kota Eri dikutip dari keterangan resmi, Selasa (30/12/2025).
Cak Eri, sapaan akrabnya itu berpesan kepada seluruh pemuda di Kota Pahlawan, bahwa kota ini dibangun dari semangat berbagai karakter suku. Ia juga mengajak seluruh pemuda Surabaya untuk berani menolak segala bentuk diskriminasi atas dasar suku, agama, ras, dan golongan.
“Maka saya minta anak-anak Surabaya, tolong jaga Kota Surabaya dengan keberanian, tapi dengan sifat yang beradab dan santun sesuai aturan. Surabaya ketika terjadi hal seperti itu (diskriminasi) tidak boleh diam. Surabaya harus tegas berani menentukan,” tegas Eri.
Ia menyampaikan, jangan sampai kejadian pengrusakan rumah yang dialami seorang nenek beberapa waktu lalu terulang kembali di Surabaya. Eri menyayangkan, adanya kejadian tersebut justru memicu diskriminasi suku tertentu.
Eri menekankan bahwa Surabaya adalah kota hukum dan setiap permasalahan harus diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku, bukan melalui kekerasan atau keinginan pribadi. Dalam kesempatan ini, ia turut mengapresiasi kerja keras kepolisian yang telah menangkap pelaku perusakan tersebut sebagai bukti penegakan hukum berjalan sebagaimana mestinya.
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban kota, Eri juga mengumumkan Pemkot Surabaya segera membentuk Satgas Anti Premanisme. Satgas ini melibatkan unsur TNI, Polri, Kejaksaan, dan para pemimpin suku di Kota Surabaya.
“Maka, hari ini tidak ada lagi premanisme di Kota Surabaya. Kita harus berani melawan premanisme. Kita harus satu, tapi dengan sisi hukum yang berjalan,” katanya.
Eri ingin seluruh elemen masyarakat, khususnya pemuda, turut serta dalam Satgas ini. Dan rencananya, pemkot akan mengumpulkan semua organisasi masyarakat (ormas) dan seluruh suku yang ada di Kota Surabaya pada 31 Desember 2025. Dirinya berharap, seluruh Arek Suroboyo dapat hadir untuk berikrar bersama melawan premanisme.
“Saya titipkan Kota Surabaya kepada pemuda. Saya dan seluruh jajaran pemkot hanya bisa menjaga. Tapi yang punya nasib kota ini adalah kalian semuanya para pemuda Kota Surabaya. Jangan pernah mau rumah kita dibakar, dirusak oleh orang lain, dijadikan perang suku,” ucapnya. (*)
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |