https://surabaya.times.co.id/
Berita

Aremania Tolak Pembongkaran Stadion Kanjuruhan

Minggu, 04 Desember 2022 - 16:57
Aremania Tolak Pembongkaran Stadion Kanjuruhan dan Hasil Autopsi Korban Aremania saat melakukan aksi turun jalan di kawasan SPBU Ciliwung Kota Malang, Minggu (4/12/2022). (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, MALANGAremania secara tegas menolak pembongkaran Stadion Kanjuruhan yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.

Penolakan Aremania tersebut dilakukan menyusul setelah adanya informasi sejumlah pekerja bangunan yang mulai merobohkan pagar Tribun 13 Stadion Kanjuruhan beberapa waktu lalu.

"Kami Aremania dan Aremanita tidak menyetujui pembongkaran stadion Kanjuruhan, karena itu merupakan tempat TKP," ujar Aremania asal Oro-Orodowo Kota Malang bernama Muhammad Isrok, Minggu (4/12/2022).

Terlebih, jika Stadion Kanjuruhan dibongkar, Aremania menilai bahwa ada niatan dari oknum untuk menghilangkan barang bukti.

Sebab, seluruh bukti Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 jiwa tersebut ada di Stadion Kanjuruhan yang menjadi tempat peristiwa tersebut.

"Kami tidak setuju, itu TKP, jangan dihilangkan," tegasnya.

Sebelumnya, pihak PUPR RI melalui perintah langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berencana akan merobohkan dan membangun ulang Stadion Kanjuruhan dengan standart FIFA.

Hal ini dilakukan pasca adanya Tragedi Kanjuruhan yang telah menewaskan 135 jiwa. Mereka menilai bahwa stadion Kanjuruhan selama ini belum memenuhi standar keamanan FIFA, sehingga ada rencana pembangunan ulang.

Namun, Aremania meminta bahwa pembongkaran jangan pernah dilakukan sebelum seluruh keadilan korban dan kasus Tragedi Kanjuruhan ini benar-benar tuntas.

Disisi lain, proses hukum Tragedi Kanjuruhan kini pun juga dinilai masih jalan ditempat tanpa adanya perkembangan.

Sejumlah tuntutan Aremania pun juga belum digubris oleh pihak penyidik Polda Jatim. Seperti penambahan tersangka, penambahan pasal pembunuhan hingga meminta rekonstruksi ulang di Stadion Kanjuruhan dengan saksi-saksi Aremania.

Selain itu, Aremania juga menolak hasil autopsi Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur yang menyebutkan dari hasil tersebut tak ada kandungan gas air mata di dua jenazah yang sempat di autopsi pada 5 November 2022 lalu.

Pihak PDFI menyebutkan bahwa dari hasil laboratorium bahwa penyebab kematian dua putri dari Devi Athok tersebut dikarenakan adanya kekerasan benda tumpul.

"Kita menolak juga hasil autopsi dari anak Sam Devi Athok," katanya.

Sejalan dengan keinginan Devi Athok sebagai ayah kedua jenazah yang di autopsi, Aremania juga mendorong adanya autopsi ulang secara transparan dan disaksikan oleh keluarga korban, LPSK hingga kuasa hukum.

"Laksanakan autopsi ulang. Penyebabnya ini gas air mata. Tangkap penembak gas air mata, tegakkan hukum seadil-adilnya," ungkapnya.

Jika tuntutan-tuntutan tersebut tak dipenuhi, tentunya ribuan Aremania tidak akan diam dan akan terus melakukan aksi turun jalan setiap minggunya di agenda besar "Malang Black Sunday" sampai keadilan dan tuntutan dipenuhi. "Insyallah kita akan terus turun ke jalan sampai keadilan kita dapatkan," tandasnya. (*)

Pewarta : Rizky Kurniawan Pratama
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.