https://surabaya.times.co.id/
Berita

Cikal Bakal Pencak Silat Pagar Nusa, Pendekar Santri Bela Kiai Sampai Mati

Jumat, 20 Oktober 2023 - 19:51
Cikal Bakal Pencak Silat Pagar Nusa, Pendekar Santri Bela Kiai Sampai Mati Ketua Umum PP Pagar Nusa Gus Muchamad Nabil Haroen (kanan) bersama Letjen Purn Ganip Warsito. (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Lingkungan pondok pesantren tidak terlepas dari kemampuan santri menguasai berbagai ilmu bela diri pencak silat selain ilmu agama.

Pencak silat ternyata sudah ada di lingkungan pesantren sejak zaman pra kemerdekaan. Ketika perang menuju kemerdekaan, peran pendekar santri sangat luar biasa.

Setelah sekian lama tidak terkoordinir, maka pada tahun 1985, para kiai kemudian berkumpul dan bermusyawarah di Ponpes Tebuireng. 

Mereka membentuk sebuah wadah bernama Pagar Nusa. Pada tanggal 3 Januari 1986, organisasi itu diresmikan di Lirboyo dengan menunjuk KH Abdulloh Maksum Jauhari (Gus Maksum) sebagai ketua umum. 

"Kalau secara resmi, kami lahir tahun 1986. Namun secara aktivitas, sebenarnya pendekar-pendekar NU ini sudah ada sejak zaman pra kemerdekaan," ungkap Ketua Umum Pagar Nusa, Gus Muchamad Nabil Haroen, Jumat (20/10/2023).

Cikal bakal pencak silat lahir dari pesantren di Jawa Barat. Kemudian tersebar di berbagai daerah. Namun saat ini justru tumbuh subur di Jawa Timur. 

"Sebenarnya akar pencak silat sendiri itu ada di pesantren," kata Gus Nabil.

Ada sekitar 400 aliran dan perguruan silat bernaung di bawah Pagar Nusa. Karena Pagar Nusa tidak hanya mengurus masalah bela diri prestasi, namun juga bela diri tradisi.

Bela diri tradisi memiliki ruang lebih besar jika dibandingkan bela diri prestasi. 

"Kalau pencak silat itu ada dua kamar. Satu, kamar pencak silat prestasi. Kedua, kamar pencak silat tradisi ini memiliki porsi kamar mencapai dua pertiga," kata Gus Nabil.

Jurus-jurus di pencak silat prestasi sangat terbatas. Jurus melumpuhkan dan mematikan tidak boleh masuk. Maka, untuk jurus-jurus itu masuk dalam pencak silat tradisi. 

"Bahkan 80 persen perguruan maupun aliran silat yang ada di Jawa Barat itu rata-rata nggak mau gabung di IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) karena mereka lebih banyak tradisi," tandas Gus Nabil.

Fungsi pencak silat bagi Pagar Nusa bukan sekadar olah fisik. Tapi juga olah spiritual sebagai benteng pertahanan diri serta kesehatan fisik maupun mental.

Salah satunya adalah melakukan ijazah kubro maupun ijazah sughro sebagai bagian dari upaya olah spiritual.

Pagar Nusa dimiliki oleh para kiai dan menjalankan perintah kiai. Mereka, para santri pendekar ini, mendapat ijazah dari para kiai. Ijazah sendiri adalah doa wirid bersanad sampai pada Rasulullah. 

Ijazah adalah sebuah tradisi di lingkungan pesantren. Masing-masing pendekar bisa memiliki puluhan hingga ratusan ijazah. Namun memang pelaksanaan sesuai kapasitas masing-masing santri.

"Kalau kiai perintah apa, kami siap melaksanakan. Makanya kami punya slogan bela kiai sampai mati," kata Gus Nabil.

Sementara itu, Pendekar Pagar Nusa memiliki enam tingkatan. Mulai strip putih sampai strip hitam. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.