TIMES SURABAYA, SURABAYA – DPRD Jawa Timur melalui Komisi A terus mendorong percepatan transformasi digital dalam pelayanan publik untuk mempermudah akses masyarakat. Hal ini terungkap dalam podcast Ngopeni Rakyat di TIMES Indonesia bersama Syaifuddin Zuhri. 

Anggota Komisi A DPRD Jatim, Syaifuddin Zuhri menekankan bahwa digitalisasi adalah keniscayaan di era teknologi saat ini. Tujuannya agar masyarakat tidak perlu lagi repot-repot datang ke kantor untuk mengurus administrasi.

"Paling tidak masyarakat itu ketika mengurus administrasi dan lain sebagainya itu tidak perlu repot-repot lagi datang ke kantor tapi bisa lewat digital dan lain sebagainya," ujar politisi dapil Malang ini.

Komisi A menyoroti perlunya integrasi seluruh database dan platform pelayanan publik yang saat ini masih berjalan sporadis di tiap dinas. Integrasi ini bertujuan untuk menciptakan layanan satu pintu yang lebih efisien dan mudah diakses.

"Coba kalau itu cukup satu tapi di satu menu itu akhirnya terbagi untuk ini ini untuk ini ini ini kan menarik," tambahnya, berharap agar Kominfo Jatim dapat merancang satu aplikasi tunggal terintegrasi.

Meskipun demikian, beliau mengakui bahwa implementasi penuh digitalisasi menghadapi tantangan, termasuk masalah teknis pada aplikasi yang belum optimal hingga kesenjangan infrastruktur.

"Di Jawa Timur masih ada beberapa daerah yang belum bisa mengakses internet. Beberapa daerah, dusun ya, itu belum bisa mengakses internet," katanya, menekankan pentingnya pemerataan jaringan.

Isu keamanan siber dan kebocoran data menjadi fokus utama lain. Pengamanan data masyarakat harus disiapkan secara serius agar tidak merugikan warga. Syaifuddin juga membagikan pengalaman pribadinya terkait kebocoran data.

"Memang harus, urusan pengamanan dari siber ini memang harus penting untuk dilakukan. Kita tidak sekadar menyiapkan perangkatnya, tapi kita juga harus menyiapkan antisipasi pengamanannya," tegasnya.

Selain itu, Komisi A juga mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan literasi digital bagi pemerintah maupun masyarakat. Hal ini penting agar masyarakat dapat menggunakan teknologi secara bijak dan cerdas.

"Cerdas digital itu menjadi penting. Bukan hanya sekadar kita melek teknologi, tapi cerdas juga penting," pungkasnya, mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan teknologi demi kepentingan positif dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. (*)