TIMES SURABAYA, SURABAYA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan potensi cuaca ekstrem di Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada akhir 2025 ini.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa melakukan respons cepat dengan menginstruksikan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC).
Kegiatan modifikasi cuaca yang biasa dilangsungkan bareng pemerintah pusat ini, kini disiapkan Pemprov Jatim secara mandiri bersama BMKG dan Puspenerbal Juanda.
OMC tersebut bertujuan untuk mengurangi potensi terjadinya bencana hidrometeorologi yang diakibatkan cuaca ekstrem, seperti, banjir, banjir bandang, longsor dan angin puting beliung.
Aksi perdana kegiatan OMC ini telah dilangsungkan Jumat (5/12/2025) kemarin dengan menggunakan pesawat Cessna Caravan 208 Registrasi PK-SNM.
Sasarannya, wilayah Selatan Malang, Pasuruan dan Jombang yang sejak kemarin telah dilanda hujan deras.
"Sebagaimana arahan Ibu Gubernur, Pemprov Jatim harus merespon imbauan kewaspadaan potensi cuaca ekstrem yang dirilis BMKG. Jadi, kegiatan OMC ini merupakan respon cepat Ibu Gubernur terhadap kondisi cuaca di Jatim beberapa hari terakhir," terang Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Minggu (7/12/2025).
Rencananya, kegiatan OMC yang berpusat di Baseops Lanudal Juanda ini akan berlangsung hingga akhir tahun 2025.
"Jadi, mulai saat ini, jika BMKG mendeteksi adanya awan di langit Jawa Timur yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem, maka kita akan lakukan OMC, untuk menghindari bencana hidrometeorologi di wilayah tersebut, " jelasnya.
Sementara, berdasar laporan Pusdalops BPBD Jatim, Jumat siang (5/12/2025), kejadian banjir masih terjadi di tiga daerah, yakni, Jombang, Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan. Namun, banjir akibat hujan lebat pada Kamis malam (4/12/2025) ini, kondisinya sudah mulai berangsur surut. (*)
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |