https://surabaya.times.co.id/
Berita

Dituduh Memakai Pelaris, Es Buah di Banyuwangi Sehari Bisa Laku 250 Porsi

Sabtu, 05 Oktober 2024 - 15:55
Dituduh Memakai Pelaris, Es Buah di Banyuwangi Sehari Bisa Laku 250 Porsi Es Buah Shanghai racikan Gatot Suprapto. (Foto: Ikromil Aufa/ TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, BANYUWANGIKudapan yang menyegarkan menjadi salah satu incaran masyarakat dikala cuaca sedang panas. Bagi kalian yang melintas di sekitaran jalan KH. Wahid Hasyim, Genteng Kulon, Genteng, Banyuwangi, tepatnya sekitar 200 meter utara kantor pos genteng, kalian bisa sejenak rehat sembari menikmati Es Buah Shanghai yang sudah berjualan 23 tahun.

Isi dari es buah juga bisa dibilang banyak, ada buah melon, semangka, jelly, mutiara, susu, sirup, tape ketan serta diatasnya diberi biskuit krispi kreker.

Cara menyajikannya juga cukup simpel. Sebelum diberi isian pertama kali ditambahkan serutan es batu, Kemudian menata potongan buah ke dalam gelas khusus dan beberapa bahan seperti jelly, susu, mutiara, sirup, tape ketan. 

Pemilik Es Buah Shanghai, Gatot Suprapto, mengatakan harganya cukup ramah dikantong, Es Buah Shanghai ini hanya dibanderol Rp. 5.000 per porsi.

“Dari dulu harganya dibuat murah, karena kebanyakan yang beli pelajar dan biar semakin laris tidak terlalu menguras kantong, sekarang saya jual Rp. 5000 per porsi. Dulu awal berjualan di tahun 2001 hanya Rp. 2000 per porsi,” kata pak Rapper sapaan akrabnya, Sabtu (05/10/2024).

Es buah yang dijualnya mempunyai ciri khas tersendiri. Jika es buah lain hanya berisi buah-buahan, jelly, susu, dan sirup, namun es buahnya diberi tambahan topping biskuit krispi kreker sehingga bisa menambah cita rasa.

Dalam sehari, es buah Rapper dulu bisa laku terjual hingga 250 porsi. Kini penjualannya dalam sehari rata-rata 25 porsi dan jika dirupiahkan dalam sehari bisa meraup untung Rp 125 ribu.

Uniknya, karena dulu dagangannya selalu laris, banyak yang mengira ia memakai pelaris. Bahkan sampai suatu saat gerobaknya ingin dibeli salah satu orang untuk berjualan nasi goreng.

“Tahun 2003 ada yang mau beli gerobak saya untuk dibuat usaha berjualan nasi goreng karena dikira gerobaknya ada pelarisnya. Mau saya jual sayang sama bahan kayu yang dipakai karena kualitasnya super,” ujarnya.

Karena tidak ada kaitannya dengan pelaris, Rapper menjelaskan bahwasanya sama sekali tidak menggunakan hal-hal yang dilarang agama. Ia mengaku hanya yakin kepada tuhan dan jika berangkat berjualan tidak lupa untuk mengucap bismillah.

Untuk memberikan solusi titik tengahnya, pria berusia 66 tahun itu memberikan ide agar sang pembeli gerobaknya untuk memberikan bahan atau uang untuk dibuatkan gerobak olehnya.

“Saya kasih solusi biar saya buatkan gerobak baru, untuk bahannya dari sang pembeli itu. Tapi akhirnya yang berniat membeli gerobak saya itu tadi mewurungkan niatnya,” tuturnya.

Dengan pengalaman dan keunikan yang dimiliki, Es Buah Shanghai tidak hanya menjadi pilihan menyegarkan di tengah panasnya Banyuwangi, tetapi juga menggambarkan semangat kewirausahaan yang tulus dan tanpa trik. 

Meski penjualannya berfluktuasi, ketulusan pemiliknya, Gatot Suprapto, tetap menjadikan usaha ini tetap eksis selama lebih dari dua dekade. Semoga Es Buah Shanghai terus berkembang dan menjadi bagian dari kenangan manis bagi masyarakat setempat. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Hendarmono Al Sidarto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.