https://surabaya.times.co.id/
Berita

Antara Said Aqil Siroj dan Yahya Cholil Staquf, Siapa Paling Layak Menakhodai NU?

Rabu, 24 November 2021 - 08:02
Antara Said Aqil Siroj dan Yahya Cholil Staquf, Siapa Paling Layak Menakhodai NU? Said Aqil Siroj saat bersama Yahya Cholil Staquf. (FOTO: Tempo)

TIMES SURABAYA, JAKARTA – Bukan laga Pilpres, namun penentuan siapa layak menjadi Ketua Umum PBNU selanjutnya yang ditentukan pada Muktamar ke-34 NU Lampung nanti cukup ramai dan menjadi atensi publik.

Ada beberapa figur-figur yang mulai digadang-gadang akan menjadi Nakhoda organisasi yang didirikan oleh Kiai Hasyim Asy'ari itu. Yang paling senter yakni Said Aqil Siraj dan Yahya Cholil Staquf. Beberapa PWNU dan PCNU secara terbuka mendukung mereka langsung dan menyodorkan berbagai argumentasi yang kuat.

Said Aqil ssudah dua kali menjabat Ketua PBNU. Namun ia menegaskan akan kembali mencalonkan diri. Apalagi dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), masa jabatan ketua umum PBNU ini memang secara eksplisit tidak dibatasi.

Pengasuh Pondok Pesantren Ats Tsaqafah, Jakarta Selatan ini mengaku, pilihannya untuk kembali maju karena adanya dorongan dari sejumlah kader NU. Ia dianggap mampu membawa organisasi Islam terbesar di Indonesia ini disegani di kancah dunia.

Salah satunya dukungan secara terbuka datang dari Forum Gus-Gus Pesantren NU yang berasal dari seluruh Jawa, DKI Jakarta, dan Yogyakarta beserta daerah lainnya datang ke kantor PBNU di DKI Jakarta kemarin.

Kedatangan mereka bertujuan untuk mendorong Said Aqil Siradj untuk maju kembali menjadi Ketum PBNU. Pengasuh Pondok Pesantren Tremas Pacitan Gus Luqman menyampaikan, hampir semua gus-gus pesantren di Jawa hadir mengikuti sowan tersebut.

Ia menyebut, para gus-gus pesantren di Jawa, Jogjakarta dan DKI Jakarta hadir dan mendukung Said Aqil Siradj menjadi pemimpin PBNU kembali.  "InsyaAllah tentu kita harapkan beliau bisa melanjutkan sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," ujarnya dalam pernyataan resminya.

Sementara itu, PWNU dan PCNU se-Provinsi Bali juga memastikan solid mendukung Yahya Cholil Staquf sebagai calon ketum PBNU pada Muktamar Ke-34 NU nanti.

”Kami seluruh ketua PCNU se-Bali dan Ketua PWNU Provinsi Bali sudah bulat mendukung Gus Yahya (Yahya Cholil Staquf),” jelas Ketua PCNU Kabupaten Gianyar Sukisno Suwandi seperti dilansir dari Antara.

"Kami sudah mendukung Gus Yahya sejak sebulan lalu, tapi kemarin ada berita hoaks. Jadi, kami luruskan bahwa kami solid mendukung Gus Yahya, bukan yang lain,” katanya lagi.

Menurut dia, ketua PCNU se-Bali menilai sosok Yahya layak memimpin PBNU. Jaringan internasional serta kemampuan Yahya sangat diperlukan untuk membesarkan NU.

Sebelumnya, Yahya Cholil Staquf memang juga sudah menyatakan siap maju sebagai kandidat calon ketum PBNU di Muktamar ke-34 NU di Lampung. Ia juga sudah menemui Said Aqil Siraj untuk meminta restu dan mengutarakan niatnya untuk maju sebagai calon ketum PBNU tersebut.

Said Aqil Siroj

Ia lahir 3 Juli 1953 di Desa Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Ia adalah ketum PBNU masa khidmat 2010 hingga sekarang, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Cirebon, sekaligus sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta Selatan.

Ia merupakan putra kedua dari Kiai Aqiel Siroj, Pendiri Pondok Pesantren KHAS Kempek,1960. KHAS adalah singkatan dari Kiai Haji Aqiel Siroj. Sedangkan ibunya bernama Nyai Afifah Harun.

Untuk riwayat pendidikannya, ia pernah menempuh S1 di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Mengambil Fakultas Ushuluddin pada 1982. Lalu S2 di Universitas Ummul Qura, Makkah, Jurusan Perbandingan Agama pada 1987. Dan

S3 di Universitas Ummul Qura, Makkah. Fokus di Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam.

Said Aqil Siroj diketahui sejak 2010 selalu masuk ke dalam daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia. Terbaru, The Royal Islamic Strategic Studies Center yang berpusat di Yordania merilis Daftar 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia untuk tahun 2022 (The World's 500 Most Influential Muslims 2022). Said Aqil Siroj menempati urutan ke-19 edisi tahun 2022 itu.

Yahya Cholil Staquf

Ia merupakan mantan juru bicara Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ia dilantik oleh Presiden RI Jokowi menjadi Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres di Istana Negara, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018 lalu.

Yahya Staquf berasal dari di Rembang, Jawa Tengah. Lahir pada 16 Februari 1966. Ia merupakan tokoh NU dan saat ini menjabat sebagai Katib Aam PBNU. Ia merupakan kakak dari Menteri Agama RI saat ini, Yaqut Cholil Qaumas. Mereka lahir dan besar dari keluar santri.

Ia pernah menjadi murid Kiai Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Di jenjang perguruan tinggi, ia melanjutkannya pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia kerap menjadi pembicara internasional di luar negeri. Seperti pada Juni 2018, ia menjadi pembicara dalam forum American Jewish Committee (AJC) di Israel menyuarakan menyerukan konsep rahmat, sebagai solusi bagi konflik dunia, termasuk konflik yang disebabkan agama.

Tak Ada Intervensi Pemerintah

Pada pada Muktamar ke-34 NU kali ini, berharap pemerintahan Presiden RI Jokowi tak ikut campur dalam agenda ini. Khususnya pemilihan Ketum PBNU. Hal itu logis adanya, selain karena Yahya Cholil Staquf adalah kakak dari Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qaumas, dalam Istana juga masih ada Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.

Ma'ruf Amin sendiri adalah tokoh sepuh dari NU. Dalam Muktamar ke-34 NU kali ini, mantan Ketum MUI itu menduduki posisi Ketua Majelis Tahkim atau Dewan Etik. Salah satu tugas itu untuk menjaga pelaksanaan Muktamar dengan menjunjung tinggi aturan-aturan dan akhlakul karimah.

Keberadaan Majelis Tahkim ini penting untuk penyelenggaraan muktamar didasari NU bukanlah organisasi biasa, tetapi organisasinya para ulama. Karena itu, NU menjadi tempat pembelajaran semua pihak, baik di internal NU maupun masyarakat umum.

Sebelumnya, Said Aqil Siroj sudah meminta kepada Presiden RI Jokowi untuk netral dalam Muktamar NU. "Harapan saya, Pak Jokowi sebagai kepala negara, dalam hal muktamar ini netral," ujarnya dalam kunjungan silaturahmi PBNU dengan Transmedia, di Jakarta Selatan, Kamis (11/11/2021) kemarin.

Ia ingin Muktamar NU berjalan sesuai dengan gaya NU. Dia juga ingin agar ketua umum yang dipilih merupakan pilihan NU sendiri. "Biarkan NU punya gaya sendiri, punya hasil pemilihannya sendiri," ujarnya.

Ia menekankan, pemerintah tak ikut campur dalam Muktamar NU. Menurutnya, ikut campurnya pemerintah akan merusak Muktamar NU. "Misalkan (pemerintah) ikut campur dalam mobilisasi massa, itu akan rusak nanti, mobilisasi suara, akan rusak nanti," jelasnya.

Yahya Cholil Staquf pun satu suara dengan Said Aqil Siradj yang meminta pemerintah untuk bersikap netral di Muktamar NU ini.

“Tapi saya juga yakin bahwa tanpa diminta pun, baik pemerintah maupun Presiden Joko Widodo, tidak akan campur tangan dalam Muktamar NU atau perhelatan ormas yang mana pun selain NU,” katanya dalam keterangan resminya.

Ia menyampaikan, netralitas pemerintah terhadap kegiatan Ormas sudah diterapkan sejak dulu. Selain itu, dia juga meyakini PBNU mampu membuat keputusan secara mandiri.

"NU dan para pengurus serta aktivisnya pun sudah dewasa dan cerdas. Mereka mampu membuat keputusan secara mandiri, menilai calon-calon secara obyektif berdasarkan track record integritas, kecakapan organisasi dan visi yang ditawarkan,” ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) menegaskan, Presiden RI Jokowi tidak pernah berniat campur tangan dalam Muktamar NU. "Pemerintah tidak pernah berupaya campur tangan," jelas Stafsus Mensesneg Faldo Maldini kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Ia menyampaikan, Muktamar NU adalah ranah warga Nahdliyin. Pemerintah hanya mendoakan agar pemimpin NU yang terpilih nantinya dapat berkontribusi sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara.

"Kami hanya mendoakan pemimpin NU yang terpilih nanti dapat berkontribusi sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara. NU adalah berkah bagi semua, Islam yang rahmatan lil alamin," jelasnya.

Takdir yang Menjawab

Lalu siapa yang berpotensi dan layak menjadi Nakhoda PBNU selanjutnya?

Prof M Nuh, Ketua Steering Committee (SC) Muktamar ke-34 NU Lampung menyampaikan, siapapun yang jadi ketum PBNU nantinya adalah takdir yang menjawab.

Namun yang paling penting lanjut dia, Muktamar kali ini harus berjalan dengan damai dan lancar. Menurutnya, jauh lebih penting ketimbang siapa yang akan jadi Ketum PBNU, suananya yang sejuk dan damai menjadi prioritas utama selama ini.

Apalagi, saat ini masih terjadi ketidakpastian mengenai tanggal pelaksanaan Muktamar ke-34 NU Lampung ini. Semula direncanakan pada 23-25 Desember 2021 setelah Pemerintah memutuskan PPKM Level 3 menjelang liburan Natal dan tahun baru. Namun belakangan, sebanyak 27 PWNU di Indonesia mendukung Muktamar NU ini dipercepat. (*)

Pewarta : Moh Ramli
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.