https://surabaya.times.co.id/
Berita

Ibnu Sina: Profil, Pemikiran, dan Sepak Terjangnya di Dunia Pendidikan

Minggu, 28 Juli 2024 - 07:40
Ibnu Sina: Profil, Pemikiran, dan Sepak Terjangnya di Dunia Pendidikan Ibnu Sina menguasai banyak ilmu pengetahuan dan menjadi ilmuwan berpengaruh.

TIMES SURABAYA, JAKARTA – Sepanjang sejarah peradaban Islam di bidang sains, Ibnu Sina dikenal sebagai salah satu tokoh penting yang banyak mewarnai perkembangan ilmu pengetahuan. Pemikiran dan sepak terjangnya di dunia pendidikan sangat berpengaruh luas, tidak hanya di Timur Tengah tetapi juga di Eropa.

Mengenal profil Ibnu Sina, pemikiran dan sepak terjangnya di dunia pendidikan selalu menarik untuk di dalami. Sebagaiman banyak tokoh pemikir pendidikan modern menggunakan referensi dari karya-karyanya. 

Profil Ibnu Sina 

Abu Ali al-Husayn Ibnu Abdullah Ibnu Hasan Ibnu Ali Sina atau Ibnu Sina dikenal merupakan ilmuwan yang menguasai banyak bidang keilmuan, pengobatan, pendidikan dan filsafat. Selain itu, pada masanya Ibnu Sina juga dikenal sebagai pemikir yang produktif dari karya yang dilahirkan.

Ibnu Sina lahir sekitar tahun 370 H atau sekitar 980 M di Afsana (Kharmisin), sebuah kota kecil di wilayah Uzbekistan. 

Ayah Ibnu Sina, bernama Abdullah, adalah seorang sarjana terhormat. Semenjak umur 10 tahun Ibnu Sina sudah menghafal Al-Quran dan telah mendalami ilmu tafsir, fiqih, filsafat, Kalam, logika, dan pengobatan.

Jumlah karya yang populer dari Ibnu Sina: Qanun fi Thib, Asy Syifa, An Najat, dan Mantiq Al Mashriqi. Tidak cukup disitu saja, Ibnu Sina juga memiliki karya esai yang tak kala populer: Hayy ibn Yaqzhan, Risalah Ath-Thahir, Risalah fi Sirr Al-Qadar, Risalah fi Al- 'Isyq, Tehsil As-Sa'adah, Al-Urjuzah fi Ath-Thibb, Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah Al-Qasidah Al- 'Ainiyyah.

Pemikiran Ibnu Sina 

Meskipun Ibnu Sina lebih dikenal sebagai ilmuwan yang ahli di bidang pengobatan (medis), ia ternyata juga populer di kalangan ilmuwan modern sebagai pemikir yang produktif dalam bidang pendidikan. 

Pemikiran Ibnu Sina hingga detik ini yang masih tetap digunakan dan relevan adalah mengenai tujuan pendidikan. Menurutnya, desain tujuan pendidikan hendaknya diarahkan pada pengembangan potensi diri, baik itu fisik, intelektual dan budi pekerti yang sempurna. Pemikiran inilah yang membuatnya berpengaruh di dunia pendidikan. 

Tidak hanya itu saja, pemikiran itu di kembangkan dalam rumus dasar yang ia gunakan untuk mendukung tercapainya realisasi sistem pendidikan yang maju. Dalam keterangan buku yang berjudul "Potret Pendidikan Islam Ibnu Sina dan Al-Ghazali abad 21" dijelaskan, bahwa untuk meningkatkan kualitas peserta didik membutuhkan latihan teoritis dan empiris. 

Pemikiran Ibnu Sina juga berfokus pada pembentukan karakter, ia beranggapan bahwa kekuatan nilai dari karakter akan menyempurnakan tujuan pendidikan yang diharapkan. 

Untuk semakin memperkuat pemikirannya Ibnu Sina mengelaborasi kekuatan Pendidik, Kurikulum dan metode pembelajaran. Semua itu ia rumuskan agar harapan kemajuan pendidikan dapat terejawantah dengan baik. 

Sepak Terjang Ibnu Sina di Dunia Pendidikan 

Ibnu Sina sejak kecil sudah memperlihatkan ketertarikannya kepada ilmu agama dan sains, ia didik dan besarkan di lingkungan penganut Islam Syiah Ismailiyah. Meskipun demikian, Ibnu Sina menolak identitas tersebut.

Dikenal sebagai seorang ilmuwan dan pemikir produktif, Ibnu Sina selalu memanfaatkan ruang pembelajaran dengan baik. Saat berumur 10 tahun ia sudah hafal Al-Quran dan memperdalam Tafsir, Fiqih, Filsafat, Logika dan sains. Usia yang terbilang muda Ia menguasai banyak ilmu pengetahuan, tak heran jika dirinya menjadi ilmuwan berpengaruh.

Selain itu, saat Ibnu Sina berumur 13 tahun, ia mulai gemar mempelajari ilmu pengobatan dan saat itu ia mendapatkan reputasi yang baik, membuat dirinya semakin terkenal sewaktu mampu menyembuhkan penguasa Samanids, Nuh Ibnu Mansour. 

Dan karirnya di bidang pengobatan semakin melejit saat Ibnu Sina berumur 18 tahun dan semenjak itulah ia mendapatkan banyak akses untuk memperkuat keilmuan lainnya, termasuk bidang pendidikan. 

Apalagi Ibnu Sina diberikan fasilitas oleh penguasa Samanids untuk mengakses perpustakaan sultan yang luas, berisi manuskrip langka. Kemudian ia pergi ke Iran untuk mengajar dan menulis.

Sepak terjang itu semakin terlihat dari Ibnu Sina saat ia mulai menghentikan pengembaraannya terhadap ilmu dan memilih untuk fokus mengabadikan ilmunya di dunia pendidikan sampai akhir hayatnya. Tepat pada usia 58 sekitar tahun meninggal 1037 Ibnu Sina meninggal dan di makamkan di Hamaden Irak. (*)

Pewarta : Hainor Rahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.