TIMES SURABAYA, SIDOARJO – DPC PKB Sidoarjo menggelar tasyakuran atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Bagi PKB, Gus Dur adalah ulama besar, tokoh bangsa, dan figur pemersatu yang mampu merangkul semua perbedaan.

Dalam kegiatan tersebut, PKB Sidoarjo juga menggelar tasyakuran untuk dua tokoh lain yang baru dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, yakni Syaikhona Kholil Bangkalan dan Marsinah. 

Ketiga pahlawan nasional asal Jawa Timur itu dinilai memiliki keteladanan dan semangat perjuangan yang layak menjadi inspirasi generasi muda.

Ketua DPC PKB Sidoarjo, Abdillah Nasih, menyampaikan bahwa acara ini dihadiri pengurus PKB mulai dari tingkat cabang hingga ranting. Hadir pula perwakilan serikat buruh Sarbumusi serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sidoarjo.

“Kita patut bangga dan bersyukur karena tokoh-tokoh dari Jawa Timur seperti Gus Dur, Syaikhona Kholil, dan Marsinah mendapat gelar Pahlawan Nasional,” ujarnya di Kantor DPC PKB Sidoarjo, Kamis malam (13/11/2025).

Nasih menegaskan bahwa perjuangan ketiga tokoh tersebut tidak hanya berhenti pada ketokohan, tetapi juga pada nilai-nilai yang mereka perjuangkan. Gus Dur dikenal sebagai pembela pluralisme, penjaga nilai kebangsaan, dan tokoh yang konsisten menolak segala bentuk kekerasan.

“Nilai-nilai Gus Dur ini menjadi prototipe perjuangan PKB ke depan. PKB akan terus menggerakkan semangat toleransi, kebangsaan, dan kemanusiaan,” tambahnya.

Ketua DPRD Sidoarjo itu juga menyoroti sosok Marsinah. Menurutnya, Marsinah adalah simbol perjuangan buruh dan masyarakat kecil. Keteguhan Marsinah menjadi pengingat bagi generasi muda bahwa perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil harus terus dilanjutkan.

“Keadilan dan demokrasi harus diperjuangkan. Marsinah memberi teladan itu,” jelasnya.

Terkait kondisi keberagaman di Sidoarjo, Abdillah menyampaikan bahwa kehidupan antarumat beragama berjalan harmonis. Kehadiran FKUB dan komunitas lintas iman dinilai berperan besar dalam menjaga kerukunan.

“Alhamdulillah kehidupan beragama di Sidoarjo sangat harmonis. FKUB dan komunitas lintas iman aktif berdialog dan saling mengunjungi tempat ibadah. Ini menunjukkan masyarakat Sidoarjo mampu hidup rukun dalam perbedaan,” ucapnya. (*)