TIMES SURABAYA, SURABAYA – Surabaya Entertainer Club ( SEC) mempersembahkan sebuah mini konser bertajuk Doeloe & Kini dengan hastag Indahnya Kebersamaan. Acara ini sekaligus memperingati Hari Musik Nasional.
Sejumlah penyanyi legendaris dan musisi muda tampil dalam satu panggung pertunjukan. Acara berlangsung meriah memecah suasana Food Society Pakuwon Mall Surabaya, Minggu (13/3/2022) petang.
Robin Tahalele dan Mustohir membuka konser dengan lagu populer Symphony yang Indah. Applaus dari para audiens menggema saat vokal keduanya saling berpadu bersahutan. Mustohir selanjutnya tampil solo membawa lagu bernuansa country.
Robin sendiri merupakan penyanyi asal Surabaya kebanggaan Indonesia. Ia sempat lolos babak grand final sebuah ajang musik internasional dan berhasil meraih peringkat 7 dunia. Sementara Mustohir adalah penyanyi kawakan yang malang melintang di jagad hiburan Kota Pahlawan.
Setelah tampilan Robin dan Mustohir, panggung mini konser juga diramaikan jebolan The Voice Indonesia, Pritta Kartika. Ia berduet bersama penyanyi legendaris Maharani Kahar.
'Sang Desember Kelabu' tersebut masih tampak energik menguasai panggung. Maharani tampil segar dalam balutan gaun hijau elegan. Vokalnya nyaris tak berubah. Bahkan Pritta menyatakan kekaguman. Mereka saling melemparkan pujian. Pritta merasa sangat terhormat bisa berduet dengan Maharani Kahar.
"Saya merasa sangat terhormat, saya kaget sekali disandingkan dengan seorang penyanyi legend Indonesia," ujar Pritta yang sering mendengar lagu Desember Kelabu sejak kecil.
Ketua SEC Indah Kurnia, selaku punggawa acara ini mengungkapkan rasa bahagia. Karena bisa mengumpulkan sejumlah musisi lintas generasi untuk berkolaborasi setelah sekian lama vakum.
Sebut saja, Anna Sanjaya, Endang Sasmita, Memed M.T, Nikodemus Lukas, dan Robertus Miko.
"Konser mini ini kita kerjakan dengan serius dan sungguh-sungguh, dengan hati, dengan cinta," kata Indah.
Dia menambahkan, Doeloe & Kini memiliki makna gabungan rasa cinta terhadap dunia seni yang lekang zaman.
Konsep mini konser sengaja memadukan artis Surabaya yang sempat berjaya mewarnai dunia hiburan pada eranya. Indah Kurnia terbukti berhasil menjahit suara emas musisi lintas generasi tersebut.
"Yang saya pilih ini artis legendaris, tapi sampai sekarang suaranya masih terjaga kualitasnya," ungkap Indah yang juga merupakan musisi jazz ini.
Indah memberikan apresiasi dan kesempatan bagi para penyanyi tersebut untuk tampil bersama para musisi muda binaan SEC.
"Supaya menyambung, saya tampilkan dengan anak-anak yang masa kini. Bahkan ada yang menangis saat latihan karena saat latihan bertemu Maharani Kahar," kisahnya.
Indah mengaku misinya telah tercapai. Menciptakan indahnya kebersamaan. Proses latihan yang mengharu biru berujung pada aksi memukau para audiens.
"Mereka benar-benar nge-blend," ujarnya.
Indah Kurnia sendiri tampil membawakan lagu Dunia Belum Kiamat bersama Miko. Salah satu lagu ke-671 saat ia memecahkan Rekor MURI pada 2007 silam. Total ia menyanyikan 714 lagu kala itu.
"Kita nyanyi lagu jadul. Lagunya Titik Sandora Muchsin. Kemudian lagu Love-nya Lin Pauls," kata Anggota Komisi XI DPR RI ini.
Pada momen istimewa ini, Anna Sanjaya, menyatakan rasa bahagia bisa menjadi bagian dari mini konser tersebut. Ia juga kagum pada talenta-talenta muda.
"Saya bangga dengan regenerasi sekarang, mereka memiliki penampilan dan vokal lebih oke. Saya merasa bangga dan bersyukur sebagai penyanyi lama," kata penyanyi sejumlah lagu dangdut seperti Cinta Dua Remaja (1982), Asmaraku Asmaramu (1984) dan Luka (1986) ciptaan Leo Waldi.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |