TIMES SURABAYA, SURABAYA – RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Kota Surabaya 2025-2029 telah disahkan. Wakil Ketua DPRD Surabaya, Bahtiyar Rifai, menekankan pentingnya sinkronisasi pembangunan Kota Surabaya dengan program pembangunan provinsi dan pemerintah pusat.

Ia menyatakan bahwa fokus utama RPJMD ini mencakup pendidikan, infrastruktur, dan peningkatan indeks manusia.

"Dalam sektor pendidikan, Pemkot Surabaya menargetkan pembangunan empat SD Negeri dan sembilan SMP Negeri baru hingga tahun 2030," ujarnya, Rabu (16/7/2025).

Bahtiyar mengimbau, dalam pembangunan SDN dan SMPN baru di wilayah Surabaya, harus diikuti dengan pembangunan SMAN agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Di sektor kesehatan, RPJMD merencanakan pembangunan rumah sakit di wilayah Surabaya Selatan dan Surabaya Utara hingga tahun 2030.

Namun, Bahtiyar menekankan pentingnya kajian menyeluruh dan pelibatan warga dalam proses ini. Ia menyoroti adanya potensi polemik terkait lahan yang akan digunakan, seperti tanah fasilitas bermain anak di Surabaya Selatan.

"Agar pembangunannya tidak merugikan warga," katanya.

Untuk penanggulangan banjir, Politisi Partai Gerindra ini meminta konektivitas pembangunan saluran di tingkat kelurahan sesuai dengan roadmap Pemkot Surabaya. Tujuannya agar seluruh wilayah kelurahan dapat terbebas dari masalah banjir.

"Selain itu, juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran air. Meskipun Dinas Lingkungan Hidup telah mengadakan sayembara berhadiah, kesadaran warga untuk merawat kota adalah kunci utama dalam meminimalisir potensi banjir," tegas Bahtiyar.

Lebih lanjut, dalam bidang transportasi, Bahtiyar menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi dan Pusat untuk membangun jalur ganda kereta api Surabaya-Sidoarjo.

Ia berharap moda transportasi milik Pemkot Surabaya, seperti Wara-Wiri dan angkutan feeder, dapat terintegrasi dengan jalur ganda ini untuk mendorong masyarakat beralih ke transportasi massal.

"Harus ada feeder dan wara-wiri yang bisa menjangkau itu. Khususnya di wilayah transportasi umum. Karena Surabaya ini harus mengakomodir transportasi massal, karenanya masyarakat bisa mengurangi kendaraan pribadi," tandasnya.

Kendati demikian, Wakil DPRD Surabaya ini juga menyoroti kurangnya konektivitas fasilitas umum dengan angkutan feeder dan Wara-Wiri, khususnya menuju Rumah Sakit BDH di Surabaya Barat. Ia mendesak Pemkot Surabaya untuk segera mengatasi masalah aksesibilitas ini demi kenyamanan warga. (*)