https://surabaya.times.co.id/
Berita

Walisongo Modern, Ngatawi Al-Zastrouw Ungkap Rahasia Dakwah di Era Digital

Senin, 29 Juli 2024 - 18:13
Walisongo Modern, Ngatawi Al-Zastrouw Ungkap Rahasia Dakwah di Era Digital Budayawan Ngatawi Al-Zastrouw saat menjelaskan strategi dakwah Walisongo modern untuk Gen-Z. (FOTO: Yusuf Arifai/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, YOGYAKARTA – Dakwah tak melulu soal ceramah panjang lebar. Budayawan, Ngatawi Al-Zastrouw, sosok yang piawai memadukan seni dan agama, mengajak kita untuk berdakwah dengan cara yang lebih kekinian. Yakni, dakwah ala Walisongo modern. 

"Berdakwah harus menggunakan seni," tegas dosen pascasarjana UNUSIA Jakarta ini, di Yogyakarta, Senin (29/7/2024).

Al-Zastrouw menekankan bahwa dakwah harus mempertimbangkan kondisi sosial, emosional, serta tingkat pemikiran masyarakat yang menjadi target.

Ia mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW dan para sahabat serta Walisongo juga menggunakan seni sebagai alat dakwah.

Hadits Nabi yang berbunyi, "Khatibunnas ala qadri'uqulihim" (Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kemampuan akal mereka), menjadi landasan penting dalam menyampaikan pesan dakwah.

"Hadits Nabi SAW mengajarkan kita untuk menyesuaikan cara kita berbicara dengan pendengar," jelas Zastrouw.

Lebih lanjut, Zastrouw mengatakan, Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, menurut data statistik mencakup sekitar 75,45 juta jiwa atau 27,94% dari total populasi Indonesia.

Keunggulan Gen Z terletak pada kreativitas dan kecakapan mereka dalam dunia digital, terutama dalam memahami teknologi.

"Artinya, dakwah ke generasi Z harus menggunakan bahasa yang mereka pahami. Gen Z itu kreatif, melek teknologi, dan punya selera yang unik," tambahnya.

Lantas, bagaimana cara mendekati generasi muda dengan pesan-pesan agama? Ngatawi punya jawabannya.

"Manfaatkan media sosial, buat konten yang menarik, dan jangan takut bereksperimen dengan berbagai bentuk seni," ujarnya.

Sebagai contoh, salawat Jawa bisa dikemas dalam bentuk musik yang kekinian. "Dengan begitu, pesan agama bisa sampai ke hati generasi muda tanpa terasa menggurui," kata Ngatawi.

Menurut Ngatawi, seni itu soal kreativitas. Sedangkan, ciri utama seni adalah konsistensi, serta komitmen untuk berkarya tanpa harus tergantung pada dana.

"Kalau kita punya niat yang kuat, pasti akan menemukan cara untuk berkarya," tegasnya. 

Tak hanya itu, Era digital memberikan peluang besar bagi para seniman untuk menyebarkan karya-karyanya. Namun, persaingannya juga semakin ketat.

"Kuncinya adalah konsisten dan terus berinovasi," kata Ngatawi. 

Dengan begitu, karya seni kita akan tetap relevan dan menarik minat masyarakat. Sebab, dakwah di era digital membutuhkan strategi yang tepat. 

Dengan memadukan seni dan teknologi, kita bisa menyampaikan pesan agama dengan cara lebih efektif dan menarik. Seperti yang dikatakan Ngatawi. 

"Seni itu bukan hanya sekadar hobi, tapi juga bisa menjadi sarana dakwah Walisongo modern yang sangat powerful," jelas Ngatawi Al-Zastrouw. (*)

Pewarta : Yusuf Arifai
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.