TIMES SURABAYA, SURABAYA – Proses identifikasi korban tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, terus berlangsung dengan tantangan yang semakin berat. Hingga Sabtu (11/10/2025), Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur hanya berhasil mengonfirmasi satu korban baru yang berhasil diidentifikasi.
Korban tersebut diketahui merupakan warga Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, berusia 14 tahun. Ia merupakan korban dari kantong jenazah nomor 59 yang baru berhasil dievakuasi di akhir proses pencarian. Identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan DNA, gigi, dan analisis medis.
Dengan temuan terbaru ini, total sudah 51 korban ambruknya Ponpes Al Khoziny dari 67 kantong jenazah yang berhasil diidentifikasi. Sementara itu, 13 kantong lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dan pencocokan data.
Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes Pol M. Khusnan, menjelaskan bahwa proses identifikasi korban Ponpes Al Khoziny semakin sulit karena sebagian besar jenazah ditemukan setelah berhari-hari tertimbun reruntuhan. Kondisi tersebut membuat banyak jenazah sudah mengalami pembusukan.
“Sebagian jenazah memang sudah dalam kondisi membusuk saat ditemukan. Namun, seluruh jenazah kini disimpan di ruang pendingin bersuhu di bawah nol derajat celcius agar kondisinya tetap terjaga selama proses identifikasi berlangsung,” ujar Khusnan dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Surabaya.
Satu korban ambruknya Ponpes Ponpes Al Khoziny yang berhasil diidentifikasi diantar kerumah duka. (Foto: Luluk Listiani/TIMES Indonesia)
Ia menambahkan, tim DVI bekerja dengan tingkat kehati-hatian tinggi agar tidak terjadi kesalahan dalam proses rekonsiliasi data.
“Supaya hasil identifikasi betul-betul akurat dan tidak terbantahkan, kami melakukan pemeriksaan DNA serta pencocokan data antemortem dan postmortem setiap hari,” jelasnya.
Sementara itu, di luar ruang konferensi pers, suasana haru dan tegang masih menyelimuti para wali santri Ponpes Al Khoziny. Mereka setia menunggu setiap pengumuman nama korban yang teridentifikasi, berharap ada kabar tentang anak mereka. Namun, rasa kecewa sulit disembunyikan setelah mengetahui bahwa rilis hari ini hanya mencakup satu nama.
Meski demikian, mereka tetap berharap proses identifikasi segera menuntaskan seluruh korban yang belum terverifikasi, agar kepastian nasib para santri segera diketahui keluarga masing-masing. (*)
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |