Berita

Tradisi Kosar Makam Setelah Shalat Idul Fitri

Kamis, 13 Mei 2021 - 11:26
Tradisi Kosar Makam Setelah Shalat Idul Fitri Tampak warga melaksanakan tradisi kosar atau ziarah kubur. Selain mendoakan kosar juga membersihkan kuburan anggota keluarga dari rumput liar (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).

TIMES SURABAYA, BONDOWOSO – Ziarah kubur dalam sejumlah daerah mempunyai sebutan berdeda. Misalnya di Madura dan Kabupaten Bondowoso dikenal dengan istilah tradisi kosar. Tradisi ini biasanya dilaksanakan menjelang atau saat Hari Raya Idul Fitri.

Di beberapa daerah tradisi kosar memiliki perbedaan waktu. Misalnya di Desa Bangsereh, Kecamatan Batumarmar, Kabupaten Pamekasan Madura, kegiatan kosar rutin dilaksanakan setiap 25 Ramadan atau H-5 lebaran.

Sementara di Kabupaten Bondowoso dan sekitarnya, kosar, nyekar atau ziarah kubur dilaksanakan setelah Salat Id. Namun di beberapa daerah dilaksanakan menjelang Ramadan atau akhir Sya’ban.

Kasor Makam 1

Tradisi semacam ini menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan serasa ada yang kurang dalam menyongsong puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Dalam tradisi Kosar, warga biasanya membersihkan rumput liar yang ada di sekitar makam anggota keluarga. Selain itu, mereka juga mengaji dan mendoakan ahli kubur.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bondowoso, KH Asy'ari Pasha mengatakan kosar sejatinya sama dengan ziarah kubur.

"Yakni warga datang ke kubur anggota keluarga, untuk mendoakan dan memintakan ampun ahli kubur atau orang yang sudah meninggal dunia," katanya saat dikonfirmasi.

Saat ziarah kubur, keluarga juga bisa membaca sebagian surah dari Al-Qur'an. Seperti Surah Yasin dan sebagainya. 

"Pahalanya dikhususkan untuk ahli kubur. Kita berdoa agar pahalanya sampai pada ahli kubur. Rasulullah pernah berdoa agar mereka (ahli kubur) mendapatkan ampunan," paparnya.

Menurutnya, di awal Islam sebenarnya Rasulullah Saw mencegah umatnya untuk melakukan ziarah kubur. Karena kondisi keimanan dan sosiologi masyarakat saat itu masih lemah atau labil.

"Dulu Rasulullah pernah menyampaikan, nahaitukum ziarotul qubur (saya melarang kalian zaiarah kubur)," katanya.

Sebab kata dia, waktu di awal penyebaran Islam keimanan kaum muslim belum begitu kuat. "Takutnya disangka meminta petunjuk dan sebagainya kepada ahli kubur," imbuhnya.

Namun setelah kemimanan umat Islam kuat, Rasulullah justru menganjurkan kaum muslim ziarah kubur. 

"Setelah keimanan umatnya kuat, maka Rasulullah bersabda fazuruha, yang artinya silahkan berziarah kubur," terangnya.

Rasulullah menganjurkan ziarah kubur, kata dia, karena banyak hikmah yang terkandung di dalamnya.

"Kita mendoakan ahli kubur, kemudian juga mengambil ibroh (pembelajaran), bahwa kita juga akan seperti mereka, yakni akan meninggal dan kita akan masuk ke liang lahat juga," paparnya.

Dia berharap ziarah kubur atau yang juga dikenal tradisi kosar saat Idul Fitri tidak disalahgunakan oleh masyarakat. "Sebab ziarah kubur bukan berarti kita meminta kepada ahli kubur," tegasnya. (*)

Pewarta : Moh Bahri
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.