TIMES SURABAYA, SURABAYA – Forum Nasional Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis Islam Indonesia (FORNAS MEBI) melaksanakan agenda Simposium Nasional Ekonomi dan Pelatihan Basis Nasional ke 1 dengan pembukaan rangkaian kegiatan yakni dibuka dengan Simposium Nasional Ekonomi pada Rabu, (28/07/2021).

Fornas Mebi melaksanakan agenda Simposium Nasional Ekonomi dengan judul  'Transformasi Ekonomi Digital Sebagai Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional dalam Mensukseskan Sustainable Development Goals Indonesia 2030'

Fornas Mebi kali ini mengadakan agenda Simposium Nasional Ekonimi dengan mendatangkan narasumber Rizal Edwin Manansang, Asisten Deputi Ekonomi Digital, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. Narasumber yang kedua yakni Ma Isa Lombu. Head of Sharia unit LinkAja.

Pimpinan Pusat Fornas Mebi Indonesia, Ashif Jauhar menyampaikan bahwa Simposium Nasional Ekonomi ini pertama kali diadakan di Fornas Mebi diselenggarakan secara online. 

"Dirasa perlu adanya hal dalam mengedukasi mahasiswa khususnya agar mengimplementasikan ilmunya kepada masyarakat setelah dari berdiskusi dengan para ahli di acara Simposium Ekonomi Nasional. Diharapkan juga bisa menjawab tantangan zaman dengan memaksimalkan teknologi yang ada saat ini untuk meningkatkan transformasi ekonomi digital melalui literasi literasi digital yang ada pada saat ini," ujar Ashif saat membuka acara tersebut.

Rizal Edwin Manansang sangat mengapresiasi inisiasi kegiatan simposium Fornas Mebi ini. Saat ini generasi millenial dan generasi Z lah yang mendominasi dalam hal ekonomi digital. Harapannya, bisa ikut aktif dan berpartisipasi dalam membantu pemulihan ekonomi nasional dengan saling berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti UMKM, inklusi keuangan dan akademisi.

"Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa yakni dengan membantu UMKM. Seperti menata display produk, membantu UMKM masuk dunia digital dan penataan jurnal akuntasi di UMKM tersebut. Itu adalah langkah kecil tapi berdampak besar bagi perkembangan ekonomi di Indonesia ini, juga dengan meningkatkan literasi digital dan mengedukasi masyarakat dengan adanya literasi digital tersebut," tutur Rizal.

Senada dengan Rizal Edwin, Ma Isa Lombu selaku Head of Sharia Unit LinkAja menambahkan bahwa mahasiswa harus berkolaborasi dengan banyak pihak untuk memajukan perekonomian. Karena pada saat ini jika tidak berkolaborasi dan berdiri sendiri akan lebih sulit untuk mencapai sebuah tujuan tersebut.

"Sebagai salah satu startup syariah yang pertama kali di Indonesia ini merupakan layanan untuk bertransaksi di era ekonomi digital ini dengan mematuhi prinsip syariah dan langsung diawasi oleh OJK juga sudah mendapatkan izin dari BI dan MUI," kata Ma Isa Lombu di Simposium Nasional Fornas Mebi. (*)