https://surabaya.times.co.id/
Ekonomi

Kebangkitan Koperasi dan UMKM, Asa di Hari Jadi ke-103 Kota Mojokerto

Rabu, 16 Juni 2021 - 14:53
Kebangkitan Koperasi dan UMKM, Asa di Hari Jadi ke-103 Kota Mojokerto Ilustrasi-UMKM. (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, MOJOKERTOKota Mojokerto telah berusia lebih dari 100 tahun. Pada 20 Juni 2021, Kota Mojokerto akan memperingati hari jadi ke-103 tahun. Menginjak usia tersebut, Kota Mojokerto harus berhadapan dengan problem pandemi covid-19 beserta dampak yang menyertainya. Beragam sektor terdampak, tak terkecuali ekonomi. Pemerintah Kota Mojokerto terus berupaya melakukan perbaikan ekonomi sebagai dampak pandemi Covid-19, salah satunya dengan penguatan koperasi dan UMKM (usaha mikro kecil menengah).

“Wabah pandemi juga memukul kelangsungan usaha koperasi padahal koperasi berperan penting untuk menyokong pelaku UMKM yang kini berkisar sekitar 64 juta pelaku,” ujar Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari beberapa waktu lalu.

Ekonomi Kota Mojokerto bangkit kembali, seperti dituturkan Ning Ita -sapaan akrab Wali Kota Mojokerto- tentu menjadi harapan bersama seluruh masyarakat. Sebuah harapan yang seiring dengan tema Hari jadi Kota Mojokerto ke 103: Tangguh, Bangkit, Sejahtera.

Koperasi di Kota Mojokerto

Sektor koperasi menghadapi tantangan persaingan semakin ketat. Maka koperasi harus tangguh dan bangkit dengan upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan pembenahan manajemen. Muaranya tentu pada kesejahteraan anggotanya.

Ning Ita menyebut, terdapat 186 koperasi, terdiri atas 158 KSP (Koperasi Simpan Pinjam) dan 28 KSU (Koperasi Serba Usaha) di Kota Mojokerto. Dari jumlah tersebut, 51 koperasi dalam pengawasan khusus, dan 30 koperasi sedang dalam pengawasan. Sedangkan jumlah koperasi yang sehat sebanyak 12 koperasi dan cukup sehat 65 koperasi.

Pada tahun 2021, sebanyak 80 Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Kota Mojokerto akan naik status menjadi koperasi. Diharapkan mereka bisa turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Kota Mojokerto.

Rencana lainnya, menurut Ning Ita, inkubasi wirausaha yang dilakukan oleh Pemkot Mojokerto juga akan diwadahi oleh koperasi dengan anggota yang memiliki usaha sejenis. Dia menambahkan, pada tahun ini akan berdiri 18 koperasi untuk menampung wirausahawan baru hasil dari program inkubasi wirausaha.

UMKM di Kota Mojokerto

Pada sektor UMKM, wali kota perempuan pertama di Mojokerto itu terus mendorong lahirnya kampung UMKM secara mandiri, tidak sekadar produk yang menembus pasar modern. Upaya yang dilakukan dengan memberdayakan masyarakat melalui berbagai pelatihan dan inkubasi wirausaha. 

Sejak 2019, Pemkot Mojokerto telah menyelenggarakan berbagai program pelatihan bagi pelaku UMKM. Namun, pandemi Covid-19 yang resmi masuk Indonesia pada Maret 2020 membuat Pemkot Mojokerto mesti beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.

Atas situasi tersebut, Pemkot Mojokerto memutuskan untuk meningkatkan jumlah pelatihan-pelatihan dalam memberdayakan masyarakat. 

"Kalau dulu pelatihan hanya untuk pelaku usaha yang sudah punya usaha, sekarang tidak begitu. Semua orang bisa ikut pelatihan meskipun belum memiliki usaha," ujar Ning Ita, dilansir dari Antara.

Pelatihan yang diberikan di antaranya meningkatkan keterampilan IKM jajanan tradisional, pelatihan leather craft, teknik ECO print, kerajinan Shibori, pembuatan anyaman bambu, pembuatan suvenir cor kuningan, business matching IKM alas kaki, peningkatan ketrampilan bordir,  dan pembuatan suvenir berbahan fiber.

Menurut Ning Ita, pada 2021, Pemerintah Kota Mojokerto menyasar 350 orang maupun Industri Kecil Menengah (IKM). Kemudian, 6.000 peserta di 300 IKM untuk mendapatkan pelatihan.

Harapannya, di tengah situasi berhadapan dengan pandemi covid-19, UMKM lokal naik kelas sehingga mampu bersaing dengan produk unggulan dari daerah lain.

Selain memberikan pelatihan, Pemkot Mojokerto menjalankan program inkubasi wirausaha. Bentuknya berupa pendampingan dan pemberian modal usaha melalui APBD tahun anggaran 2021 secara berkelanjutan. 

Bukti nyata dari hasil dari pendampingan UMKM tersebut, kata Ning Ita, adalah masuknya produk-produk UMKM lokal di pasar modern, baik kuliner, craft maupun suvenir.

Ke depan, harapan Wali Kota Mojokerto, hasil dari pemberdayaan melalui pelatihan dan inkubasi bagi masyarakat,  tidak hanya mampu menembus pasar modern tetapi melahirkan kampung-kampung UMKM mandiri yang berciri khas produk lokal sehingga dapat menarik wisatawan luar.

Ning Ita berharap lahir kemandirian warga seperti kampung UMKM Batik Majapahit, kampung UMKM Alas Sepatu, kampung UMKM Alas Sandal, kampung UMKM Onde-onde, kampung UMKM Hidroponik, kampung UMKM suvenir berbahan fiber, kampung UMKM suvenir cor dari kuningan, dan lainnya.

Kota Mojokerto, kata Ning Ita, terus bersiap menjadi Kota Pariwisata. Oleh karenanya partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan melalui produk-produk lokal UMKM, menjadi keniscayaan.

Komitmen dan upaya serius Pemerintah Kota Mojokerto dalam mengoptimalkan sektor koperasi dan UMKM perlu terus didukung oleh segenap elemen masyarakat. Tema Hari Jadi ke-103: Tangguh, Bangkit, dan Sejahtera, tak sebatas spirit, tetapi juga proses pencapaian visi Kota Mojokerto. (*)

Pewarta : Thaoqid Nur Hidayat
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.