TIMES SURABAYA, SURABAYA – Prosedur operasi sleeve bariatrik (sleeve gastrectomy) kerap dilakukan pasien obesitas yang mengalami kesulitan menurunkan berat badan melalui cara konvensional. Prosedur ini dinilai efektif dalam menurunkan berat badan hingga 70 persen dari kelebihan berat dan memperbaiki kondisi medis penyerta seperti diabetes, hipertensi, serta sleep apnea.
Dokter Spesialis Bedah Digestif RS Premier Surabaya, dr. Hadi Winoto, Sp.B-KBD, menjelaskan bahwa sleeve bariatrik merupakan salah satu bentuk terapi untuk mengatasi obesitas yang telah dikategorikan sebagai penyakit oleh WHO.
“Prosedur ini mengangkat sekitar 75-80 persen bagian lambung, menyisakan lambung berbentuk tabung kecil sebesar buah pisang. Tujuannya mengurangi kapasitas makan dan hormon lapar (ghrelin), sehingga nafsu makan ikut menurun drastis,” jelas dr. Hadi, Jumat (3/10/2025).
Penurunan berat badan tidak terjadi seketika, tetapi berlangsung bertahap dalam waktu 1-2 tahun.
“Targetnya bisa mencapai 50-70 persen dari kelebihan berat badan. Misalnya seseorang dengan berat 150 kilogram, bisa kehilangan 50-70 kilogram setelah operasi,” imbuhnya.
Selain manfaat penurunan berat badan, pasien juga mengalami perbaikan kualitas hidup.
“Yang penting itu bukan semata kurus, tapi sehat. Diabetesnya membaik, hipertensinya turun, tidur lebih nyenyak. Turun berat itu hanya bonus,” tegasnya.
Tindakan ini direkomendasikan untuk pasien dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) di atas 35, atau di atas 30 dengan penyakit penyerta seperti diabetes dan sleep apnea.
Sebelum menjalani operasi, pasien wajib mengikuti evaluasi menyeluruh seperti pemeriksaan fisik, psikologis, dan nutrisi. Menurut dr. Hadi, sleeve bariatrik tergolong prosedur aman dengan risiko komplikasi rendah.
“Meski jarang, tetap ada kemungkinan risiko seperti perdarahan, kebocoran jahitan lambung, hingga refluks asam lambung. Karena itu pasien perlu pengawasan ketat dari tim medis,” ujarnya.
Pascaoperasi, pasien juga harus menjalani perubahan gaya hidup.
“Makannya sedikit sekali, hanya sekitar 100 cc per kali makan. Harus rutin konsumsi vitamin, dan olahraga tetap penting untuk menjaga hasil jangka panjang,” tambahnya.
Operasi ini dilakukan secara laparoskopi, dengan sayatan kecil dan masa pemulihan relatif cepat. RS Premier Surabaya menyediakan layanan komprehensif dan terintegrasi, mulai dari pra-operasi hingga pemantauan jangka panjang.
“Kami siapkan tim multidisiplin, terdiri dari dokter bedah, dokter gizi, penyakit dalam, psikolog, hingga fisioterapis. Pasien didampingi sejak tahap awal sampai 1–2 tahun pascaoperasi. Ini bukan one man show,” jelas dr. Hadi.
Seluruh pasien akan mengikuti tahapan konsultasi awal, evaluasi nutrisi dan psikologis, pemeriksaan laboratorium, hingga edukasi menyeluruh. Rumah sakit juga menyiapkan program monitoring pascaoperasi agar hasil penurunan berat badan optimal dan berkelanjutan.
“Kalau ada tanda berat badan mulai naik lagi, kita bisa cepat intervensi. Jadi programnya berkelanjutan, bukan sekadar operasi lalu selesai,” tandasnya.
Dengan pendekatan medis yang tepat dan perubahan gaya hidup jangka panjang, operasi bariatrik seperti sleeve gastrectomy dapat menjadi solusi bagi pasien obesitas untuk memperoleh kualitas hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Operasi Sleeve Batriatik Turunkan Berat Badan 70 Persen dan Kurangi Risiko Penyakit
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |