TIMES SURABAYA, JAKARTA – Di Indonesia, berbagai makanan khas seperti rendang, opor ayam, gulai dan lontong sayur selalu menjadi bagian dari perayaan Lebaran. Semua hidangan ini memiliki kesamaan yaitu menggunakan santan sebagai bahan campuran.
Kelezatan makanan bersantan memang menggugah selera, apalagi setelah sebulan penuh berpuasa. Banyak orang cenderung 'balas dendam' dengan menyantap makanan dalam jumlah besar tanpa memikirkan dampaknya.
Sayangnya, konsumsi santan yang berlebihan dapat membawa berbagai risiko kesehatan, yang sering kali baru terasa setelah perayaan usai.
Keluhan seperti perut kembung, kolesterol tinggi, hingga gangguan pencernaan sering kali muncul setelah lebaran. Oleh karena itu, penting untuk memahami dampak negatif dari konsumsi santan yang berlebihan agar kita tetap bisa menikmati hidangan khas tanpa mengorbankan kesehatan.
Berikut beberapa risiko yang perlu diwaspadai:
1. Memicu gangguan pencernaan
Terlalu banyak mengonsumsi makanan bersantan bisa menyebabkan berbagai masalah pencernaan seperti perut kembung, diare, hingga sembelit. Santan mengandung lemak yang sulit dicerna oleh tubuh, apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Hal ini bisa memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan ketidaknyamanan di perut.
2. Meningkatkan risiko asam lambung
Bagi penderita maag atau gangguan asam lambung, konsumsi santan berlebihan bisa memperburuk kondisi ini. Santan dapat merangsang produksi asam lambung berlebih, yang berujung pada sensasi perih di dada (heartburn) dan rasa mual.
3. Menyebabkan kenaikan berat badan
mengandung lemak dan kalori yang cukup tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan, terutama saat lebaran ketika pola makan menjadi tidak terkontrol, berat badan bisa naik dengan cepat. Apalagi jika makanan bersantan dikombinasikan dengan karbohidrat tinggi seperti ketupat atau nasi, risiko penambahan berat badan semakin besar.
4. Meningkatkan kolesterol dalam darah
Santan mengandung lemak jenuh yang jika dikonsumsi dalam jumlah besar bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh. Kolesterol tinggi dapat memicu berbagai penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung.
5. Berisiko menyebabkan alergi
Meskipun jarang terjadi, beberapa orang bisa mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi santan. Gejalanya bisa berupa ruam kulit, gatal-gatal, pembengkakan, bahkan gangguan pernapasan. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan tertentu seperti kacang atau kelapa.
Meskipun santan memberikan cita rasa lezat pada makanan, mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, tetaplah mengatur porsi makan agar bisa menikmati hidangan khas lebaran tanpa harus menghadapi masalah kesehatan setelahnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jangan Berlebihan, Waspadai Dampak Santap Makanan Bersantan saat Lebaran
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ronny Wicaksono |