https://surabaya.times.co.id/
Resensi

Film Dua Hati Biru Sarat Pesan Moral, Kisah Pelik Rumah Tangga Pasangan Belia

Jumat, 19 April 2024 - 12:52
Film Dua Hati Biru Sarat Pesan Moral, Kisah Pelik Rumah Tangga Pasangan Belia Angga Yunanda dan Nurra Datau, pemeran pasangan muda dalam Film Dua Hati Biru saat nobar di Royal Cineplex Surabaya, Jumat (19/4/2024). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Remaja dengan segala problematikanya berusaha menyelesaikan persoalan rumah tangga. Pasangan muda seringkali terjebak dalam kesenangan sesaat.

Padahal ketika problem itu datang, kematangan di segala lini sangatlah dibutuhkan.  Demikian pesan cerita dalam Film Dua Hati Biru.

Sebuah sinema layar lebar tentang remaja yang mengarungi bahtera rumah tangga ketika usia mereka masih belia. Tidak ada persiapan yang matang. Film yang dibintangi Angga Yunanda dan Nurra Datau ini cukup membuat melek kalangan muda. 

Bima (Angga) yang berperan sebagai ayah dari Adam (4 th) harus berjuang sendiri menghidupi dan mengasuh anaknya. Sementara Dara (Nurra) masih berkutat dengan pekerjaannya di Korea. Kehilangan sosok Ibu selama 4 tahun membuat Bima sedikit kerepotan mengasuh Adam. 

Sementara Adam hanya mengenal orang terdekat di rumah. Nenek, kakek Adam adalah sosok pengayom bagi Adam. Semua permintaannya dituruti tanpa kecuali. Ia mengenal ibu kandungnya hanya melalui smartphone. Kasih yang sesaat, pelukan seorang ibu yang tidak pernah didapatkan. 

Film-Dua-Hati-Biru-2.jpgPara cast dalam Film Dua Hati Biru saat nobar di Royal Cineplex Surabaya, Jumat (19/4/2024). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

Keputusan Dara pulang menurutnya sangat tepat harapannya dapat berdampingan dan mengasuh anak semata wayangnya, Adam. 

Harapan tinggal harapan tidak sesuai kenyataan, sang anak menjauhkan diri  karena tidak kenal sosok Ibu. Yang dikenal sosok ibu yang di smartphone ketika kangen bisa video call. 

Dari kecil Adam diasuh neneknya, tentunya pola asuh sangat berbeda dengan ibu kandungnya. Yang menginginkan Adam disiplin dan mandiri. 

Konflik mulai muncul ketika keputusan berpisah dari semua fasilitas orang tua Dara maupun Adam. Keputusan ini diambil demi Dara lebih dekat dengan Adam dan bisa mengasuh sendiri tanpa campur tangan orang tua. 

Cukup rumit jika biduk rumah tangga dijalani dengan usia sangat belia. Film ini merupakan seri kedua dari film sebelumnya yang berjudul "Dua Garis Biru". Menceritakan kisah pernikahan dini. Hanya saja peran utama Dara di film pertama diperankan Adhisty Zara sebagai pasangan Bima (Angga) .

Parenting

Sebagai pemeran utama, Angga Yunanda mengatakan menikah muda sebetulnya tidak ada masalah. Asalkan segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan matang sehingga tidak ada merepotkan orang tua 

"Jika tidak ada persiapan lebih baik ditunda dulu untuk menikah muda," ujarnya saat road show di Royal Cineplex Surabaya, Jumat (19/4/2024).

Menurutnya film ini sebagai pembelajaran bagi anak-anak muda untuk melangkah lebih lanjut khususnya dalam membina rumah tangga. Terutama mendidik anak dengan baik tentunya dibutuhkan kesiapan secara mental. 

Film garapan Gina S. Noer tidak hanya menggugah  anak-anak muda untuk berpikir panjang dalam mengambil keputusan terutama berumah tangga. 

Namun, tidak hanya kalangan muda saja tergelitik melihat film ini. Heny Kord, salah seorang penonton  mengatakan bahwa banyak yang dapat dipelajari dari film ini

"Komunikasi adalah persoalan utama mengasuh anak-anak," kata Heny Kord,  Komunitas Relawan Keluarga Kita Jatim. 

Film "Dua Hati Biru" menjadi bagian dari parenting, pesan moral yang disampaikan cukup mengena dengan kondisi saat ini. Dan film ini layak di tonton mulai dari kalangan muda hingga orang tua. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.