https://surabaya.times.co.id/
Kopi TIMES

Ramadan: Dari Penjara Nafsu ke Kesadaran Diri

Kamis, 28 Maret 2024 - 13:12
Ramadan: Dari Penjara Nafsu ke Kesadaran Diri Dr. Jasminto, M.PdI, M.Ag, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang

TIMES SURABAYA, JOMBANG – “Puasa adalah kunci pembebasan, bukan dari sel fisik, melainkan dari penjara hawa nafsu, dengan aturan paptonik ketaqwaan sebagai peta menuju kesadaran diri yang lebih tinggi."

Puasa, dalam praktiknya, berfungsi sebagai sistem pendisiplinan diri yang unik, yang menawarkan perspektif berbeda pada konsep pembatasan. Bukan tubuh yang terkurung dalam keterbatasan fisik, namun lebih kepada hawa nafsu dan keinginan yang dibatasi oleh aturan-aturan spiritual. Ini merupakan bentuk latihan yang intensif dalam mengendalikan diri, bukan hanya dengan menahan lapar dan haus dari fajar hingga senja, tapi juga sebagai upaya mendalam dalam mengontrol gairah dan hasrat manusia. Ini adalah proses yang mendorong individu untuk berpikir dan bertindak di luar kebutuhan dasar, mengarah pada pemurnian jiwa dan pikiran.

Konsep "paptonik" dalam konteks puasa mengacu pada serangkaian panduan yang terstruktur dan dirancang untuk memelihara kesadaran diri dan pertumbuhan spiritual. Aturan-aturan ini tidak hanya menekankan pada aspek fisik menahan diri dari makan dan minum, tapi juga pada pengendalian emosi, pikiran, dan perilaku yang berkontribusi pada pengembangan karakter dan spiritualitas. 

Dengan demikian, puasa menjadi sarana untuk berintrospeksi, memperkuat ketaqwaan kepada Allah SWT, dan membangun keseimbangan yang lebih harmonis antara jasmani dan rohani. Melalui praktik ini, seseorang diajak untuk merenungkan nilai-nilai kehidupan, mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa, dan mengasah kemampuan diri dalam menghadapi tantangan dengan kesabaran dan kebijaksanaan.

Puasa menyajikan sebuah periode introspeksi yang mendalam, di mana setiap orang ditantang untuk mengevaluasi ulang dan memperbaiki hubungan mereka tidak hanya dengan diri sendiri tetapi juga dengan lingkungan sosial mereka dan dengan Sang Pencipta. Lebih dari sekadar menahan diri dari kebutuhan fisik seperti makan dan minum, puasa menjadi sebuah jembatan yang menghubungkan individu dengan pengalaman hidup yang lebih luas, memungkinkan mereka untuk mengalami dan memahami penderitaan orang lain. Dengan demikian, puasa mengajarkan nilai-nilai penting seperti disiplin diri, kesabaran, dan terutama empati. Pengalaman berpuasa membawa kesadaran akan keberuntungan pribadi kita sendiri dan memperdalam penghargaan kita terhadap apa yang sering kali dianggap remeh, mendorong sikap bersyukur dan keinginan untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Dalam konteks spiritual yang lebih luas, puasa berfungsi sebagai alat untuk pembersihan jiwa, membebaskannya dari kebiasaan dan pikiran negatif yang menghambat pertumbuhan spiritual. Ini adalah waktu untuk "mengisi ulang" diri dengan nilai-nilai positif dan memperkuat hubungan dengan yang Maha Kuasa, mengarah pada pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan hidup dan keberadaan kita. Dalam sistem "karseral" spiritual ini, batasan-batasan yang diterapkan selama puasa bukanlah pembatasan, melainkan peluang untuk berkembang. Setiap individu mendapat kesempatan untuk berfokus pada peningkatan diri dan spiritualitas, dengan tujuan mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan, akhirnya, kebahagiaan yang lebih mendalam. Melalui puasa, kita diajak untuk merenungkan kembali prioritas dan nilai-nilai kita, membuka jalan menuju transformasi diri yang menyeluruh dan kepuasan yang tulus.

Puasa, dengan segala disiplin dan pembatasan yang menyertainya, membuka pintu lebar bagi peningkatan spiritual dan pribadi yang signifikan. Melalui praktik ini, individu diajak untuk merenungkan konsep ketaqwaan, yang tidak sekadar dianggap sebagai tujuan akhir tetapi sebagai sebuah proses berkelanjutan yang membutuhkan dedikasi dan introspeksi mendalam. Dalam perjalanannya, puasa mengajarkan berbagai pelajaran berharga; mulai dari kekuatan kemauan dalam mengatasi godaan, hingga pentingnya berbagi dan berempati dengan sesama, serta menghargai nilai kesederhanaan dalam kehidupan. 

Setiap aspek ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih luas tentang esensi kehidupan dan hubungan kita dengan penciptaan. Ini bukan hanya tentang penahanan diri dari kebutuhan fisik, melainkan sebuah upaya sadar untuk menghilangkan kebiasaan negatif dan menggantinya dengan perilaku yang memperkaya jiwa dan kehidupan sosial.
Dalam konteks metaforis "sistem karseral" yang diterapkan pada puasa, aturan-aturan "paptonik" yang ada bukanlah sebagai pembatasan tetapi sebagai sarana pembebasan. 

Pembebasan ini tidak dari penjara fisik, melainkan dari penjara keinginan duniawi yang seringkali menghalangi kita dari mencapai potensi spiritual penuh. Melalui puasa, individu diberi kesempatan untuk mengesampingkan kebutuhan duniawi dan fokus pada pengembangan hubungan yang lebih dekat dengan Sang Pencipta. Proses ini, walaupun menantang, membawa kepada peningkatan kesadaran spiritual yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup. Ketaqwaan yang diperdalam melalui puasa mengajarkan kita tentang esensi sejati dari keberadaan kita dan membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang tujuan hidup dan hubungan kita dengan alam semesta dan Sang Pencipta.

***

*) Oleh : Dr. Jasminto, M.PdI, M.Ag, Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.