TIMES SURABAYA, MALANG – Klub-klub Liga 1 berlomba-lomba untuk mendapatkan club licensing sebagai standar klub profesional versi AFC. Demikian juga yang dilakukan oleh Arema FC, tapi apa bisa mereka lolos club licensing dari sisi finansial mengingat tidak ada pemasukan dari tiket penonton?

Persoalan finansial adalah aspek yang cukup krusial karena berkaitan dengan pendanaan klub untuk bisa bertahan di kompetisi. AFC memandang hal itu sebagai salah satu dari 5 aspek penting.

Salah satu klub yang getol untuk mendapatkan club licensing, Arema FC mengaku harus bisa bertahan ditengah situasi serba sulit ini. “Memang tidak ada pemasukan dari sisi ticketing karena hampir pasti di kompetisi nanti pertandingan masih tidak bisa dihadiri penonton. Tapi bagaimanapun kita harus bisa bertahan dengan situasi saat ini,” ungkap media officer Arema FC, Sudarmaji.

Dari sisi sponsor, kondisi ditengah pandemi seperti saat ini memang membuat nilai jual klub-klub juga menurun. Selain sektor industri yang terdampak, tidak adanya penonton serta batasan-batasan yang dilakukan akibat protokol kesehatan membuat sponsor harus berpikir dua kali untuk memberikan dukungan besar pada klub.

Sudarmaji menyatakan bahwa dari sisi aspek finansial yang dibebankan oleh AFC memang menjadi fokus utama, sebab dari situ AFC akan memastikan bahwa kondisi finansial klub bisa dikatakan aman karena akan berpengaruh pada hal lainnya.

“Minimnya pemasukan selama pandemi ini dirasakan oleh semua klub. Demikian pula dengan Arema FC, namun direksi tentu saja sudah mempertimbangkan langkah apa saja agar Arema FC bisa survive,” imbuhnya.

Arema FC sejauh ini dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mampu lolos club licensing, sedangkan di tahun 2020 selain Arema FC ada lima tim lain yang lolos, mereka adalah  Bali United, Persipura Jayapura, Bhayangkara FC, Borneo FC, Persib Bandung dan Persija Jakarta.(*)