TIMES SURABAYA, SURABAYA – Sejumlah siswa asyik memotong kain seragam dan mendesain ulang menjadi bentuk tas tote bag kekinian. Beberapa antri menunggu giliran proses jahit.
Daur ulang seragam ini dikerjakan oleh anak-anak tunarungu dan tunawicara dari Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden di bawah binaan Pemkot Surabaya.
Total ada sekitar 100 seragam dari Careland Club, klub sosial dari murid-murid kelas V SD Sekolah Ciputra. Mereka begitu antusias berkreasi mengisi libur akhir pekan.
Anggota Careland Club dan siswa RAP Nginden Surabaya menunjukkan hasil kreativitas olah seragam bekas menjadi tote bag cantik, Minggu (3/3/2024).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Selain itu, kegiatan seperti ini juga bertujuan sebagai bentuk kontribusi terhadap lingkungan sekaligus menciptakan produk inovatif dan berguna.
“Ini bukan pertama kali, sebelumnya Sekolah Ciputra juga pernah ke sini untuk mengenal anak-anak disabilitas di Rumah Anak Prestasi. Mereka juga mengapresiasi produk karya anak disabilitas. Gurunya mewajibkan harus membeli, nah kita sangat terbantu artinya ada perputaran dan nantinya keuntungan kembali ke anak-anak,” ungkap Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya, Anna Fajrihatin.
Karya mendaur ulang seragam disebut dikerjakan oleh anak-anak tunarungu dan tunawicara dari Rumah Anak Prestasi. Mereka diberdayakan untuk kelas menjahit dan mengasah ketelatenan maupun kreatifitas.
Selain menjahit, Rumah Anak Prestasi juga memiliki sejumlah pelatihan kreatifitas seperti membatik, sablon, kerajinan tangan, modelling dan musik. Terbaru, anak-anak juga diajak untuk mengolah bahan triplek jadi sebuah furniture seperti meja dan kursi.
Ketua Careland Club Maqdeline Faith Wondo turut menjelaskan, kegiatan ini adalah bentuk konsentrasi mereka dalam kepedulian lingkungan dan keberlanjutan.
Bermula dari aksi sekolah yang memfasilitasi murid untuk mengumpulkan seragam tak terpakai di sebuah kotak untuk kemudian didaur ulang.
“Kita pilih kegiatan di RAP ini karena ingin memberikan perubahan dan kepedulian untuk yang lain. Ini kegiatan pertama kami,” ungkap Maqdeline Faith Wondo di RAP, Minggu (3/3/2024).
Siswa yang tergabung dalam Careland Club membawa seragam tak terpakai kemudian diserahkan kepada RPA Nginden untuk diolah menjadi barang-barang kreatif.
"Seragam sekolah diproduksi ulang dijadikan tas belanja kain untuk mengurangi sampah plastik. Sebagian dibagikan gratis untuk orang-orang yang masih memakai tas plastik. Sebagian dijual untuk acara amal selanjutnya,” ungkap Maqdeline.
Kegiatan ini juga melibatkan anak-anak disabilitas dari RAP, dalam menjahit seragam tak terpakai tersebut menjadi tote bag.
“Di sekolah kita juga belajar tentang pentingnya sustainability dan ingin mengajak orang-orang juga untuk melakukan itu,” ucapnya.
Selain penggunaan tote bag, Careland Club juga membiasakan anggotanya untuk ramah lingkungan. Seperti menggunakan tumblr dan mengurangi sampah plastik.
“Kita menggunakan kertas sedotan dan tidak menggunakan tas plastik,” ujar Monroe Ariela Mulya diamini oleh Jane Elizabeth Chrisdion, yang juga merupakan anggota Careland Club.
Dalam kesempatan yang sama,Careland Club juga membagikan hadiah kepada 50 anak-anak disabilitas RAP Nginden. Mereka membaur bermain bersama, menciptakan kehangatan. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |