TIMES SURABAYA, MALANG – Ada yang istimewa dalam gelaran wisuda ke 81 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Makang) yang digelar pada Sabtu (7/9/2024), di Gedung Sport Center UIN Malang.Dari 800 wisudawan yang dikukuhkan pada hari itu, sebanyak 88,2 persen meraih predikat cum laude.

Wakil Rektor Bidang Akademis, Prof. Dr. Umi Sumbulah, M.Ag. mengungkapkan bahwa sekitar 530 wisudawan lulus dengan IPK berpredikat Cum Laude, dengan kata lain, 88,2% total wisudawan yang meraih gelar bergengsi tersebut.

Prof. Umi melanjutkan, total wisudawan S1 kali ini berjumlah 600. Jumlah wisudawan profesi sebanyak 60, wisudawan S2 sebanyak 127, dan wisudawan S3 sejumlah 12. 

Prof Umi juga merinci wisudawan terbanyak kategori fakultas, diman Fakultas Syariah menjadi yang terbanyak dengan jumlah 175 wisudawan. Selanjutnya, top tiga teratas lainnya ialah wisudawan dari Fakultas Ekonomi sebanyak 142 dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sejumlah 137 wisudawan.

Pada wisuda kali ini, wisudawan terbaik pada Program S1 diberikan kepada Aristhalia Hevi Febrianti dari Prodi PGMI dengan IPK 3,99 asal Kabupaten Malang. Wisudawan terbaik pada jenjang Program Profesi diberikan kepada Fariza Amanatul Sholihah dengan IPK3,99. Wisudawan terbaik pada jenjang S2 ialah Fitria, lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Arab dengan IPK 4 asal Bangkalan. Sedangkan, wisudawan terbaik Program Doktor (S3) ialah Abdur Rouf, Prodi Hukum Keluarga Islam dengan IPK 4 asal Kabupaten Lamongan.

Rektor UIN Malang Prof Zainuddin mengucapkan selamat kepada para pada wisudawan yang telah dikukuhkan. Dia mengatakan, prestasi di UIN Malang tahun demi tahun selalu bertambah. "Kalau tahun kemarin ada sekitar 60 persen yang cum laude, sekarang 88 persen. Ini sangat membanggakan sekali," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Rektor mengingatkan seluruh hadirin, bahwa tantangan yang semua pihak hadapi saat ini sangat kompleks, menyangkut seluruh aspek kehidupan. Baik sosial, ekonomi, politik budaya, apalagi tantangan pendidikan dan sumber daya manusia.

Setiap tahun, perguruan tinggi terus mencetak sarjana, tetapi bagaimana dunia industri usaha bisa menyerap pada sarjana itu. Itu adalah sebuah PR besar. Dan saat ini bangsa Indonesia tidak hanya dihadapkan pada persoalan ekonomi asia, tetapi juga persoalan global yanh sudah begitu mewarnai kehidupan itu.

"Untuk itu, para sarjana, baik dari jenjang S1, S2, dan S3 semua sudah harus mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang unggul yang dapat berkompetisi di dunia yang serba global ini," pungkas Rektor. (*)