TIMES SURABAYA, SURABAYA – Pengurus Daerah Perhimpunan INTI (Indonesia Tionghoa) Jawa Timur menyambut kedatangan delegasi Xiamen University di Sekretariat Marga Huang, Jalan Embong Ploso 14, Surabaya, Kamis (15/8/2024).
Kedatangan rombongan profesor peneliti Pusat Penelitian Asia Tenggara atau Research School for Southeast Asian Studies dari Fakultas Hubungan Internasional Asia Tenggara tersebut, dipimpin oleh Wakil Dekan Xiamen University Prof. Lijun Feng dan diterima Ketua Pengurus Daerah Perhimpunan INTI Jatim, Stephanus bersama jajaran pengurus.
Pertemuan ini menjadi forum diskusi mengenai pendidikan beserta perkembangan dan pelestarian Budaya Tionghoa di Indonesia.
Mulai perkenalan Wayang Potehi asal Jombang Jatim yang telah melanglang buana ke berbagai ajang internasional, perkenalan Xiamen University dan pendidikan, serta scholarship hingga family business.
Kemudian juga ada pengenalan tradisi kelahiran, perkawinan serta kematian adat Tionghoa di Indonesia.
Dekan Xiamen University Prof. Lijun Feng pada kesempatan ini juga mencoba memainkan Wayang Potehi yang diberikan oleh Toni Harsono, seniman Wayang Potehi.
Ia sangat senang bisa mencoba permainan tradisional yang sempat dilarang dimainkan pada periode 1966-1998 tersebut.
Di sisi lain, Prof Lijun tak lupa memperkenalkan perjalanan Xiamen University sebagai pusat penelitian masyarakat Tiongkok di berbagai bidang.
"Fokus penelitian kami adalah di negara-negara Asia Tenggara.Termasuk Singapura, Filipina, Malaysia dan Indonesia," katanya.
Ia menambahkan, Pemerintah Tiongkok sangat memandang penting masyarakat Tionghoa yang ada di luar negeri karena telah memberikan sumbangsih besar kepada Tiongkok.
"Pusat penelitian Asia Tenggara ini berkembang menjadi institut penelitian Asia Tenggara, kami juga menerima Mahasiswa Magister S2, S3 dan berkembang ke Mahasiswa S1," jelasnya.
Fokus Xiamen University berkembang dari bidang penelitian menjadi pendidikan. Yaitu jurusan hubungan internasional dan penelitian, riset serta pendidikan Asia Tenggara.
Ketua Pengurus Daerah Perhimpunan INTI Jatim Stefanus Budy Wijaja Subhali mengatakan seluruh warga Tionghoa di Indonesia telah melebur menjadi satu (akulturasi). Dimana Perhimpunan INTI juga menginisiasi penghormatan terhadap berbagai budaya di Indonesia.
"Sebagai etnis Tionghoa kita mempunyai pola sendiri misal lontong cap gomeh itu juga akulturasi juga," ungkap Stefanus.
Ia berharap pertemuan dengan Xiamen University seperti ini lebih sering diadakan, supaya lebih kenal satu sama lain. Apalagi Surinah, Dosen College Foreign Language and Culture Xiamen University merupakan warga asli Indonesia yang mengajar di sana.
"Kita kedatangan dua profesor dari Xiamen University. Terkait akulturasi budaya dan penting berkolaborasi dengan kita," tandasnya.
Mereka siap mencapai tujuan kolaboratif bukan hanya dunia pendidikan Bahasa Mandarin tetapi mempersatukan Indonesia.
Senada, Sekretaris Umum Pengurus Daerah INTI Jatim, Budijanto mengatakan pihaknya telah memiliki komitmen bersama Xiamen University sejak penandatanganan MoU tahun ini untuk mengenalkan pendidikan, beasiswa khususnya di Jatim menggandeng organisasi Tionghoa di bawah INTI.
Namun INTI juga menggandeng pondok pesantren dan lainnya dalam program tersebut. Ke depan pihaknya akan memperkuat kolaborasi ini dengan dukungan bilateral antara Indonesia maupun Tiongkok.
"Kita sudah menjalin hubungan dengan melakukan pertukaran pelajar atau beasiswa pendidikan tidak cuma etnis Tionghoa tetapi juga lintas agama dan budaya," terangnya.
Perhimpunan INTI sendiri dideklarasikan pada 10 April 1999. Organisasi ini bersifat kebangsaan sebagaimana Mukadimah UUD 1945. Dalam kolaborasi ini, mereka dengan bangga bisa memperkenalkan budaya Indonesia kepada pihak Xiamen University. Para profesor juga akan mengunjungi sejumlah Pengurus Perhimpunan INTI di daerah lain. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |