https://surabaya.times.co.id/
Pendidikan

Siswa Mulai Mengeluh Terlalu Lama di Depan Layar Laptop

Jumat, 27 Agustus 2021 - 07:05
Siswa Mulai Mengeluh Terlalu Lama di Depan Layar Laptop Mohammad Tomar, Waka Kesiswaan & Humas SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School. (foto: Dok.Pribadi)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan pilihan satu-satunya saat pandemi Covid-19 berlangsung pada 2020 lalu. Namun pada kenyataannya proses ini sempat menemui berbagai permasalahan dan tak berjalan mulus sepanjang satu tahun terakhir. Mulai keterbatasan fasilitas, adaptasi perangkat dan teknologi. 

Sejumlah lembaga pendidikan menilai banyak siswa mulai mengeluh karena terlalu lama berada di depan layar.

Seperti ungkapan Mohammad Tomar, Waka Kesiswaan & Humas SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School. Ia mengaku dalam beberapa keluhan anak didik dan guru yang paling menonjol. Rata-rata siswa mengeluh jika berlama lama di depan laptop.

Namun pihak sekolah mengevaluasi agar guru tidak full pada meeting online. Ada kerja mandiri yang dilakukan siswa dengan tetap dipantau oleh guru.

Mohammad Tomar b

"Agar siswa tidak full seharian di depan laptop dan menjaga kesehatan siswa juga fungsinya," terang Tohar kepada TIMES Indonesia, Jumat (27/8/2021). 

Tohar bersyukur, ketersediaan jaringan internet dan teknologi (handphone, laptop) di sekolah ini cukup memadai baik bagi siswa maupun tenaga pendidik. 

Karena sebelumnya sekolah sudah melakukan sosialisasi bersama orang tua agar bekerja sama memberikan ketersediaan fasilitas untuk pembelajaran siswa di rumah. Sekaligus tanggung jawab sekolah kepada guru-guru yang juga mengajar dari rumah maupun sekolah.

Apalagi selama ini ada bantuan kuota dari pemerintah dalam menunjang pembelajaran siswa di rumah.

"Dari total siswa seluruh jenjang kelas bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik," jelas pemimpin sekolah yang terletak di Jalan Terusan Piranha Atas No.135, Tunjungsekar, Kec. Lowokwaru, Kota Malang itu. 

Sementara bagi kelas praktikum, para tenaga pendidik tidak hanya mengajarkan teori praktik namun siswa juga menggunakan alat yang tersedia di rumah. 

"Karena kreatifitas kami sangat utamakan dalam mengajar dan itu sudah tertuang pada RPP Guru yang sudah dibuat sebelumnya," ucap Tohar lagi. 

Proses penilaian belajar dilakukan seperti biasa. Mulai portofolio, keaktifan siswa di kelas, penugasan, dan hasil pembelajaran be wiser yang sudah diterapkan kepada siswa. Tohar mengatakan, dengan proses tersebut guru bisa mendapatkan nilai tidak hanya pada penugasan saja.

Waktu proses belajar mengajar juga berjalan normal seperti biasa. Namun, ia mengatur 

agar suasana pembelajaran tetap berjalan dengan lancar. Salah satunya dengan tidak semuanya dilakukan meeting dengan siswa. Pembelajaran juga bisa dilakukan secara mendiri oleh siswa dengan tetap terpantau oleh guru.

Tohar bersama para tenaga pendidik selalu mengadakan Monitoring dan Evaluasi (Monev)  dalam proses pembelajaran di sekolah baik secara akademik ataupun non akademik yang akhirnya selalu mempunyai cara baru agar bisa diterapkan untuk menunjang pembelajaran dan kenyamanan siswa ketika belajar.

"Kami yakin dengan selalu berbenah siswa kami akan tetap maksimal dalam belajar meskipun memang tidak semaksimal ketika PTM," ujarnya.

Salah satunya dengan perangkat pembelajaran Smart Digital Learning. Teknologi tersebut bisa dilihat oleh siswa maupun orang tua siswa secara langsung. Dengan tujuan agar siswa bisa mengejar ketertinggalan dalam belajar. 

"Meskipun jam belajar sudah berakhir mereka masih bisa melihatnya kembali di Smart Digital Learning di SMA Islam Sabilillah Malang Boarding School," imbuhnya. 

Mohammad Tomar c

Tohar berharap agar dalam kondisi seperti ini pembelajaran tetap berjalan dengan normal, tidak mengurangi kualitas dalam belajar, dan sekolah-sekolah yang ada di Indonesia bisa segera melaksanakan PTM. 

Apalagi beberapa wali murid sempat bertemu pihak sekolah dan menyampaikan keluhan terkait PJJ. Mereka juga mengusulkan untuk segera PTM. 

"Karena mereka sudah rindu belajar disekolah dan hasilnya juga maksimal," ucapnya. 

Saat ini kabar jika pemerintah telah memperbolehkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan beberapa persyaratan antara lain warga sekolah sudah vaksin minimal dosis pertama dan berlaku di daerah level 1-3 menjadi angin segar tersendiri. 

Kendati SMA Islam Sabilillah Malang sudah sempat melakukan PTM sebelumnya. Pihak sekolah telah menerima pemberitahuan tersebut dari dinas pendidikan setempat. 

"Kami sudah pernah PTM, dan pastinya tidak menutup kemungkinan kami juga akan melakukan pembelajaran secara tatap muka," tandasnya. 

Tohar menambahkan, seluruh guru atau 100 persen tenaga pengajar di SMA Islam Sabilillah Malang sudah mendapatkan suntik vaksin.  Begitu pula mayoritas siswa. Namun ada beberapa yang masih belum karena kendala tertentu.(*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.