TIMES SURABAYA, KEDIRI – Nama Dafit Ody Endriantono (20) mungkin belum banyak dikenal oleh publik, namun prestasi pemuda asal Kota Kediri ini sudah menembus panggung internasional.
Mahasiswa semester 6 Program Sarjana Terapan Teknik Elektronika di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ini baru saja menyelesaikan program riset di Kanagawa Institute of Technology (KAIT), Jepang.
Pemilik akun media sosial Instagram @dafitody_ menjadi satu dari tujuh mahasiswa terpilih yang lolos seleksi ketat dalam program riset bertema robot control system based on human gestures.
Dalam hal ini dia lahir dan tumbuh di lingkungan sederhana di Kota Kediri, Jawa Timur, tepatnya di Lingkungan Premanan, Kecamatan Pesantren, perjalanan Ody bukanlah tanpa tantangan.
Sejak sang ayah meninggal ketika ia berusia lima tahun, ibunya menjadi tulang punggung keluarga sebagai karyawan pabrik. Masa kecilnya banyak dihabiskan bersama nenek dan keluarga besar, membentuk karakter tangguh yang ia bawa hingga kini.
“Dulu saya berpikir kuliah itu kemewahan. Tapi setelah tahu soal beasiswa KIP Kuliah, saya mulai berani bermimpi hingga akhirnya menapaki dunia teknologi dan aktif dalam riset serta kompetisi nasional,” ujar Ody kepada TIMES Indonesia melalui keterangan tertulis, Jumat (18/4/2025).
Rentetan Prestasi dan Dedikasi
Tak hanya riset di Jepang, Ody juga menorehkan sederet prestasi gemilang seperti:
- Juara 3 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi PENS tahun 2025 dan 2024
- Finalis Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2024
- Ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karya Inovatif 2024
- Penerima medali perunggu Malaysia Invention & Innovation Expo 2023
- Juara 2 LKTI Essay Expo FKMPI 2023
- Terpilih sebagai Duta Literasi Papua Barat 2023
Salah satu karya inovatifnya adalah “APITABOT”, alat pengendali sistem pertanian akuaponik berbasis IoT yang ia kembangkan bersama tim. “Bagi saya, teknologi harus punya dampak langsung ke masyarakat,” katanya.
Di Jepang, ia bahkan ikut terlibat dalam pengembangan smart vacuum cleaner berbasis suara dan sistem deteksi sampah. Proyek ini ia presentasikan dalam forum ilmiah Joint International Workshop on AI Engineering and Technology (AIET 2025).
Dukungan yang Menguatkan
Dafit Ody saat melakukan riset robotika. (FOTO: Ody for TIMES Indonesia)
Ody mengaku tak bisa melangkah sejauh ini tanpa dukungan ibu, nenek, keluarga besar, dan lingkungan kampus yang suportif. Ia juga sangat terbantu oleh kehadiran rekan-rekan seperjuangan yang selalu siap berdiskusi hingga larut malam demi merampungkan proyek.
“PENS bukan sekadar tempat belajar, tapi rumah kedua yang memberi saya begitu banyak peluang,” ucapnya.
Harapan untuk Masa Depan dan Generasi Muda
Lebih jauh Ody tak hanya ingin berhenti di sini. Ia bercita-cita melanjutkan studi hingga jenjang magister di luar negeri dan mendirikan pusat inovasi bagi anak-anak muda dari daerah.
“Saya ingin membuat ruang belajar di mana anak-anak muda bisa bereksperimen dan bermimpi lebih tinggi tanpa takut keterbatasan ekonomi,” imbuhnya dengan penuh semangat.
Kepada generasi muda, Ody berpesan agar tidak takut dengan bermimpi besar. "Yang penting mulai dulu. Gagal enggak masalah. Dari proses itulah kita akan terus tumbuh.”
Ia pun menegaskan pentingnya keberadaan program seperti beasiswa KIP Kuliah dan dukungan pemerintah dalam pengembangan riset dan teknologi. “Indonesia punya banyak anak muda berbakat, yang dibutuhkan hanya sistem yang percaya pada mereka.”
“Aku bukan siapa-siapa. Tapi aku yakin dan percaya, bahwa setiap keterbatasan bukan untuk dikasihani, melainkan dilampaui,” tutup Dafit Ody. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Petualangan Dafit Ody, Dari Kota Kediri Menuju Riset Robotika Internasional di Jepang
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Ronny Wicaksono |