https://surabaya.times.co.id/
Berita

Dr. Benjamin Dorong Sistem Kesehatan Lebih Adil

Jumat, 24 Oktober 2025 - 12:53
Dr. Benjamin: Hari Dokter Momentum Refleksi untuk Kembali pada Sumpah Profesi Dr. Benjamin Kristianto, anggota DPRD Jatim menyerukan Hari Dokter Nasional menjadi momentum penegasan komitmen tulus profesi, sesuai Sumpah Hippocrates, terutama bagi masyarakat tidak mampu. (FOTO: Zisti Shinta/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – Peringatan Hari Dokter Nasional (HDN) yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-75 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menjadi momentum refleksi penting bagi dunia kedokteran di Tanah Air.

Anggota DPRD Jawa Timur, Dr. Benjamin Kristianto, mengingatkan para dokter agar tetap berpegang teguh pada idealisme profesi dan kembali pada esensi Sumpah Hippocrates, di tengah tantangan ekonomi dan sistem kesehatan yang belum sepenuhnya ideal.

Dalam wawancara bersama TIMES Indonesia, Dr. Benjamin menekankan bahwa Hari Dokter harus dimaknai bukan sekadar seremoni, tetapi sebagai panggilan untuk memperkuat pengabdian tulus dalam melayani masyarakat.

“Sumpah Hippocrates mengajarkan kita untuk melayani sesama manusia dengan tulus, bukan menjadikan uang sebagai tujuan utama, tetapi menolong agar mereka bisa sembuh, sehat, dan kembali beraktivitas,” ujarnya.

Ia menambahkan, dokter seharusnya tidak perlu takut merugi ketika menolong masyarakat, terutama kalangan kurang mampu. “Yakinlah, menolong orang yang membutuhkan akan mendapat balasan yang jauh lebih besar,” kata politisi asal Sidoarjo itu.

Meski menegaskan pentingnya idealisme, Dr. Benjamin juga realistis menyoroti beban ekonomi yang dihadapi tenaga medis. Biaya pendidikan kedokteran dan spesialisasi yang tinggi, menurutnya, membuat banyak dokter terpaksa memikirkan aspek finansial demi menafkahi keluarga dan membalas pengorbanan orang tua.

“Kita tahu, pendidikan kedokteran itu mahal. Belum lagi kalau mengambil spesialis. Mereka juga punya keluarga, tentu berharap penghasilan yang layak untuk menutup biaya yang besar itu,” jelasnya.

Dr. Benjamin mencontohkan sistem di luar negeri, di mana dokter mendapat penghargaan dan gaji yang sepadan, sehingga mereka bisa fokus penuh kepada pasien.

Dalam sistem yang lebih ideal, satu sesi konsultasi bahkan bisa berlangsung hingga 15 menit. Ini berbeda dengan di Indonesia, di mana keterbatasan sistem dan beban kerja membuat pelayanan berlangsung sangat singkat.

Untuk menjembatani antara idealisme dan realitas ekonomi, Dr. Benjamin mendorong Dinas Kesehatan dan BPJS Kesehatan agar memastikan dokter memiliki lingkungan kerja yang layak.

Hal itu penting terutama menjelang implementasi program Percepatan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit (Hospital Based) yang dikhawatirkan belum diimbangi dengan kesiapan sistem dan lapangan kerja.

“Kalau jumlah dokter terus meningkat, tapi sistemnya belum siap, itu bisa jadi masalah. Dinas Kesehatan dan BPJS harus menjamin mereka punya pekerjaan dan fasilitas yang layak agar bisa fokus melayani,” tegasnya.

Dr. Benjamin juga berharap IDI berperan aktif dalam menghimpun dan mendampingi anggotanya, serta menciptakan ruang bagi para dokter untuk berkembang secara profesional tanpa kehilangan semangat pengabdian.

Ia menutup pesannya dengan penegasan bahwa seberat apapun tantangan finansial yang dihadapi, dokter harus tetap berpegang pada sumpah profesinya.

“Apa pun soal uang, tetap kita harus ingat Sumpah Hippocrates. Kita ada untuk melayani masyarakat dengan tulus, termasuk mereka yang tidak mampu,” tandasnya. (*)

Pewarta : Zisti Shinta Maharani
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.