TIMES SURABAYA, BANYUWANGI – Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) warga terdampak banjir di Banyuwangi, Jawa Timur, tak jadi masalah.
Hal itu karena Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Banyuwangi, memiliki solusi dengan cara blusukan datang ke tempat kejadian perkara (TKP) penduduk terdampak banjir.
Tidak main main, totalitas betul-betul tampak pada performa Disdukcapil Banyuwangi. Pasalnya, demi mengemban sebagai pelayan masyarakat yang optimal dalam bidang pelayanan administrasi penduduk (Adminduk) petugas tak tanggung-tanggung untuk melakukan service kepada masyarakat pasca banjir diluar jam kerja. Yaitu pada malam hari.
"Kita melakukan pelayanan khususnya kepada warga terdampak banjir yang KK, KTP dan akta kelahirannya rusak karena banjir," kata Kepala Dispenduk Banyuwangi, Juang Pribadi, pada TIMES indonesia, Jum'at, (21/10/2022).
Antusiasme masyarakat di jalan Ikan Layur Gang Paras Indah II, Kelurahan Sobo, Banyuwangi, amat luar biasa, nampak terdapat puluhan warga berbondong melakukan perbaikan KTP, KK dan akta kelahiran.
Juang menyampaikan, sesuai intruksi dari Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, pihaknya diimbau untuk melakukan jemput bola agar masyarakat bisa mengurus adminduk tanpa datang langsung ke pelayanan admistrasi.
"Kami yang datang kemasyarakat sekaligus memberikan sosialisasi bahwa mengurus KTP, KK dan akta kelahiran itu tidak berbelit-belit atau ribet serta dokumen tersebut sangat penting," ujanya.
Dengan adanya Disdukcapil datang langsung ke TKP banjir, masih, Juang, tujuannya tak lain untuk mempermudah dan membantu kepengurusan adminduk warga terdampak banjir.
"Malam ini langsung kita proses, langsung jadi dan tidak dipungut biaya alias gratis," cetusnya.
Sementara itu, Lurah Sobo, Yudi Setiawan, mengatakan, adminduk warga yang hilang terdampak banjir yakni 10 orang.
"Tadi sempat kita umumkan melalui masjid dan grup Whatsapp rukun tetangga (RT) Kelurahan Sobo. Kemungkinan ini 50 orang bahkan bisa lebih yang melakukan perbaikan atau pembaruan data adminduk," ungkapnya.
Yudi menambahkan, pihaknya juga telah mendapat data warga terdampak banjir yang ijazahnya hilang atau rusak terkena air.
"Nanti kami koordinasikan terkait ijazah warga terdampak banjir dengan Dinas Pendidikan Banyuwangi," cetusnya.
Beberapa warga yang kehilangan dokumen adalah Neni (30), akta kelahirannya hayut dibawa air, sedangkan Susmiati (53), KTP nya jatuh waktu banjir melanda kediamannya. Mereka berdua menyampaik terimakasih pada Disdukcapil, karena kegiatan yang dilakukan sangat membantu warga untuk mengurus dokumen yang rusak.
"Alhamdulillah, ini sangat membantu kami. Tidak perlu antri dan ribet untuk mengurus dokumen adminduk yang rusak. Cukup menunggu 15 menit langsung jadi," ucap Susmiati.
Untuk diketahui, Disdukcapil akan terus blusukan ke warga terdampak banjir, hingga dapat dipastikan kebutuhan administrasi mereka telah secara keseluruhan terpenuhi.
Neni dan Susmiati warga terdampak banjir yang dokumen Adminduk rusak atau hilang. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Disdukcapil melalui program 'Pelangi' atau pelayanan Adminduk Banyuwangi, tidak hanya melayani warga yang dokumennya rusak atau hilang karena banjir. Melainkan, juga melayani warga yang melakukan pembaharuan data.
Selanjutnya, Disdukcapil juga akan blusukan ke Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi, yang juga terdampak dengan adanya bencana banjir.
Sebagai informasi, Disdukcapil Banyuwangi mempunyai inovasi 'Camping Embun'. Dimana Disdukcapil melakukan penyisiran pelayanan kepada masyarakat yang ada dipelosok perkebunan atau hutan.
Terbaru, Disdukcapil melakukan pelayanan di Dusun Gunung Raung, Desa Kajarharjo, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi. Yang mana jarak antara rumah warga ke pelayanan administrasi desa yakni sekitar 5 hingga 10 KM, dengan mayoritas penduduk yang tak memiliki kendaraan bermotor.
Untuk mendorong warga Dusun Gunung Raung mengurus Adminduk, tim Disdukcapil menginap dilapangan dengan membuka tenda selama empat hari. Hal ini sebagai realisasi pelayanan optimum kepada masyarakat. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Muhammad Iqbal |