TIMES SURABAYA, SURABAYA – Senyum merekah terpancar dari wajah tiga mahasiswa asal Saint Louis College (SLC), Thailand saat mereka berhasil menyelesaikan jahitan eco-bag dari kain perca.
Dengan didampingi langsung oleh Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS Surabaya), momen ini menjadi salah satu pengalaman berharga dalam kunjungan akademiknya di Kampung Berseri Astra (KBA) Kampoeng Oase Ondomohen di Surabaya.
Novita Rahayu Purwaningsih, mentor yang juga seorang pelaku UMKM Surabaya di bidang fesyen menyebut, kain bekas tidak serta-merta langsung dibuang yang berpotensi menjadi limbah, tapi masih bisa dimanfaatkan menjadi barang yang bermanfaat.
"Bahannya bisa dari baju lama, celana jeans yang sudah tak terpakai. Jadi bukan hanya bermanfaat, tapi juga mengurangi sampah," ujar Novita, Sabtu (28/6/2025).
Menurutnya, pelatihan ini bukan sekadar membuat produk untuk dijual, melainkan juga membuka wawasan bahwa barang yang tampak tidak berguna bisa diubah menjadi barang berguna.
"Mereka senang sekali. Waktu saya ajari, langsung ingin coba. Hasilnya memang belum rapi, tapi mereka bangga. Apalagi tahu itu bisa mereka pakai sendiri," aku Novita yang juga seorang fashion designer.
Ketiga mahasiswa SLC, Chananya Sathansap, Natnicha Nitikornsettawut, dan Sa San Htoo Lin mengaku belum pernah menjahit sebelumnya. Meski begitu, mereka menikmati setiap prosesnya.
"Seru sekali! Saya baru tahu kita bisa bikin tas dari bahan yang sederhana," kata Chananya Sathansap yang akrab disapa Palmy dengan antusias.
Cicha, sapaan karib Natnicha Nitikornsettawut menambahkan bahwa pengalaman ini memberinya perspektif baru tentang bagaimana suatu komunitas bisa mengajarkan hal-hal kecil yang bermanfaat.
"Kain sisa bisa jadi tas, bisa dipakai setiap hari. Saya suka idenya, karena sederhana tapi punya makna," sambungnya.
Sementara itu, Dosen pendamping SLC, Thirawarin Bunyapipat menyebut bahwa kegiatan ini membuktikan jika belajar tidak harus selalu di dalam kelas.
"Di sini kami belajar dengan cara yang menyenangkan, membuat sesuatu, menghargai barang bekas, dan merasakan kepuasan karena bisa membuatnya sendiri," pungkasnya. (*)
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Imadudin Muhammad |