TIMES SURABAYA, SURABAYA – Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono (BHS) mengunjungi perlintasan kereta api sebidang di Jalan Nias, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Rabu (29/1/2025).
Perlintasan ini merupakan jalan tembusan menuju Kampung Gubeng Jaya Gang II yang baru-baru ini hampir saja menelan korban jiwa.
Diketahui, seorang ibu berinisial RR (35) mengalami remuk pada pergelangan kaki usai terlibat kecelakaan dengan kereta api yang melintas di jalur tersebut pada Jumat (24/1/2025) kemarin. Beruntung nyawanya masih tertolong.
Bunda RR berboncengan bersama putranya AA. Ketika menyeberang, Kereta Api Logawa melaju dari arah selatan. Peristiwa naas tak terelakkan. Pergelangan kaki RR remuk, sementara AA (12) tidak mengalami luka, hanya shock dengan peristiwa itu karena ia berhasil melompat dari jok sepeda motor.
Perlintasan ini memang tidak dilengkapi palang pintu otomatis, sekadar mengandalkan tenaga manusia secara swadaya dan peralatan sederhana. Meskipun setiap hari dijaga warga, human error tetap terjadi akibat kelalaian di luar dugaan.
Bambang Haryo mengaku prihatin. Dia meminta agar penunggu perlintasan dan masyarakat lebih waspada jika melalui jalur tersebut.
Anggota Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono saat melintasi jalur perlintasan kereta api sebidang dari Kampung Gubeng Jaya Gang II menuju Jalan Nias, Rabu (29/1/2025). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Pasalnya, perlintasan ini memang sudah ada sejak dulu bahkan sebelum digunakan jalur oleh KAI. Di sisi lain, kesalahan human error menjadi bahan evaluasi bagi penjaga kereta api agar betul-betul harus jeli mengamati jadwal kereta.
"Jadwal daripada kereta api harus wajib ada pada semua lintas sebidang mulai dari Jalan Nias," kata BHS.
Apalagi, dengan adanya peralihan lalu lintas jalur karena penutupan jalur Grobogan Semarang, lintas Utara dipindahkan ke selatan sehingga menambah tinggi lalu lintas kereta api di kawasan ini.
"Nah, jadwal ini harus disampaikan kepada publik, kalau perlu bukan hanya penjaga kereta api, tetapi juga disampaikan kepada RW, RT, semua tokoh masyarakat sehingga mereka bisa menyampaikan kepada warganya," sambung BHS.
Namun demikian, Bambang Haryo menegaskan bahwa perlintasan ini adalah jalur resmi.
"Tidak bisa dikatakan tidak resmi, kenapa? Karena ini mungkin sudah ada sebelum saya lahir, pada masa saya sekolah dasar, perlintasan sebidang ini sudah ada. Jadi tidak bisa dikatakan tidak resmi," tegasnya.
Mau tidak mau, kata dia, pemerintah wajib untuk melengkapi semua peralatan yang dibutuhkan perlintasan sebidang yang sudah dianggap sebagai jalur resmi oleh masyarakat itu.
BHS pada kesempatan tersebut juga memberikan bantuan berupa early warning system yang akan disambungkan dengan rel kereta.
"Bila terjadi getaran, maka, early warning system akan hidup, saya juga akan membantu menambah lampu dan toa untuk pengeras suara, kalau petugas lupa, secara otomatis bisa langsung memberikan peringatan," katanya.
"Ini sudah kita jagain betul-betul," tegasnya.
Perwakilan RW setempat juga meminta bantuan kepada BHS agar ada penjaga resmi yang dibiayai oleh Pemerintah Kota Surabaya hanya dengan anggaran Rp800 ribu per bulan. BHS pun menyanggupi hal tersebut.
"Kita akan ajukan kepada Pak Wali Kota Surabaya untuk bisa diberikan anggaran itu, jadi bukan lagi anggaran dari kampung," tambahnya.
Selanjutnya, dia berharap PT KAI bekerjasama dengan Pemkot Surabaya agar dapat membuat palang pintu otomatis pada perlintasan sebidang di setiap akses menuju perkampungan. Meskipun biayanya memang mahal, tetapi nyawa publik lebih berarti.
"Nyawa publik harganya lebih mahal daripada tidak hanya palang pintu, tapi juga lebih mahal dari APBD Surabaya. Kepentingan keselamatan publik ada dalam Undang-undang, seluruh rakyat Indonesia harus dilindungi oleh negara, kalau perlu dibuat saja palang pintu otomatis," kata Bambang Haryo.
Pada kesempatan yang sama, Ketua RW 02 Djoko S mengatakan, selama ini anggaran penjaga perlintasan hanya Rp500 ribu per bulan. Namun, sejak kemarin telah ada kesepakatan menaikkan anggaran penjaga menjadi Rp800 ribu. Dia juga bersyukur karena mendapat bantuan peralatan dari Bambang Haryo.
"Alhamdulillah saat ini kita mendapat bantuan dari Pak Bambang Haryo, beliau sangat-sangat peduli. Perlintasan ini akan dipasang alat yang lebih canggih lagi, tadi dites oleh beliau. Alhamdulillah kita dibantu oleh Pak Bambang Haryo. Mudah-mudahan ini untuk keselamatan kita bersama warga," ucapnya.
Seluruh upaya itu bertujuan memberikan perlindungan bagi masyarakat pengguna jalan, terutama perlintasan sebidang yang menghubungkan akses menuju perkampungan. (*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |