TIMES SURABAYA, SURABAYA – Makanan senilai Rp10.000/pack dalam program MBG (Makan Bergizi Gratis) secara kasat mata dianggap kurang dari gizi yang diharapkan. Menanggapi hal ini, Kepala Seksi Kesehatan Gizi Masyarakat Dinkes Jatim, Cici Swi Antika mengatakan, nilai tersebut jika diberlakukan secara personal tentunya kurang.
“Yang terjadi sebetulnya bukan Rp10.000/pack tetapi Rp15.000 /pack, angka tersebut sudah dibagi dengan biaya operasional dan biaya lainya. Sedangkan Rp10.000 untuk makanannya, jika dihitung tentunya makan bergizi tidak cukup jika dihitung secara personal tetapi pembuatan MBG ini dilakukan secara massal,” tuturnya.
Ia mengibaratkan makan nasi bungkus di warung dengan Rp10.000 tentunya tidak dapat sayur hanya lauk saja, tapi jika pembuatan secara massal seperti yang dijalankan pada program MBG ini sudah cukup mewakili makanan bergizi. Dengan nilai tersebut sudah ada lauk dan sayur.
Di samping itu, program ini juga memberikan edukasi terhadap keluarga Indonesia, masyarakat yang menerima MBG sebetulnya tidak hanya berhenti pada pemberian di sekolah saja. Namun, dapat dilanjutkan di rumah masing-masing.
“Harapan saya, program ini dilanjutkan di rumah masing-masing, karena pemerintah hanya memberi makanan tambahan bergizi hanya satu kali dalam satu hari,” tuturnya.
Mengenai data yang dikritisi tim Ombusdman RI Perwakilan Jawa Timur saat evaluasi MBG di SMPN 13 Surabaya, Cici menjelaskan dari timnya belum ada evaluasi mengenai makanan tersebut. Saat ini hanya dari pihak sekolah yang menjalankan lalu diteruskan pada diknas setempat.
Evaluasi dapat dilakukan dari tingkat Kota maupun Kabupaten yang nantinya menjadi masukan bagi tim Badan Gizi Nasional (BGN). (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dinkes Jatim Pastikan Rp10 Ribu Sudah Cukup Mewakili Makanan Bergizi
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Deasy Mayasari |