TIMES SURABAYA, CIANJUR – Foto B: Momen Irani Dwi Novandi bersama Mojang Jajaka Cianjur. (FOTO: Irani for TIMES Indonesia)

Sosok pelajar ini  menunjukkan semangat luar biasa dalam menyeimbangkan pendidikan dan kontribusi sosial. Ia adalah Irani Dwi Novandi (17), akrab disapa dengan Irani, Rara, atau Techi, adalah . 

Siswi SMAN 1 Sukaresmi asal Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, ini tengah mendalami peminatan Biologi dan Kimia. Di tengah kesibukannya sebagai pelajar, Irani juga aktif meluangkan waktu untuk hobi yang mengasah kreativitasnya, seperti melukis, membaca, dan mendengarkan musik.

Dalam hal ini lebih lanjut jejak prestasi dan pengalaman Irani sudah mulai terukir sejak dini. Pada tahun 2024 misalnya, Irani sukses meraih gelar Juara Photogenic dalam Lomba MIKARSA 2024 di Cianjur. 

"Raihan prestasi tersebut menginspirasi saya untuk terus mengasah keterampilan fotografi dan menjadi lebih kreatif dalam menangkap momen-momen penting,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia, Selasa (7/10/2025).

Selain itu, Irani juga dipercaya menjadi anggota Unit Umum di Organisasi Palang Merah Remaja (PMR) SMAN 1 Sukaresmi dan Sekretaris di Ekstrakurikuler Tari. 

Irani menuturkan bahwa pengalaman di PMR mengajarkannya tentang kepedulian sosial, sementara peran sebagai sekretaris memberinya pelajaran berharga tentang manajemen organisasi dan komunikasi yang efektif.

Advokasi Kebudayaan dan Krisis Identitas

Sebagai pelajar berprestasi dan juga bagian dari Mojang Jajaka Kabupaten Cianjur, Irani memiliki perhatian khusus terhadap isu-isu generasi muda. Ia fokus pada advokasi peningkatan motivasi belajar, kesadaran akan pentingnya kebudayaan, serta mengajak generasi muda mengatasi krisis identitas di tengah derasnya arus digitalisasi. 

"Saya ingin menyebarkan pesan bahwa teknologi harus dimanfaatkan untuk hal-hal positif, namun tanpa melupakan jati diri kita sebagai bangsa yang kaya akan kebudayaan," ujar pemilik akun media sosial Instagram @rrerran itu.

Irani menyadari bahwa generasi Z seperti dirinya memiliki peluang besar berkat akses tak terbatas terhadap informasi dan teknologi. Ia menilai, kondisi ini memungkinkan mereka untuk belajar lebih cepat dan berbagi ide kreatif melalui media sosial sebagai sarana edukasi dan advokasi. 

Namun, dirinya juga melihat adanya tantangan yang tak kalah besar. Irani mengatakan bahwa menjaga identitas diri menjadi tugas paling krusial di tengah derasnya pengaruh budaya asing dan globalisasi. 

"Terlalu banyak informasi yang sering kali membingungkan, sehingga dibutuhkan kecerdasan dalam menyaring informasi," tegasnya menjabarkan.

Harapan, Ajakan, dan Dukungan Keluarga

Lebih jauh Irani berharap, generasi muda dapat menyadari betapa pentingnya pendidikan dan teknologi untuk memajukan bangsa. Namun, hal itu harus dibarengi dengan menjaga keseimbangan dan memegang teguh nilai-nilai kebudayaan yang menjadi dasar identitas.

"Untuk itu saya secara khusus mengajak teman-teman sebaya untuk tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga produsen yang bijak, kreatif, dan penuh tanggung jawab," ungkapnya sembari tersenyum manis. Semangat Irani dalam beraktivitas tidak lepas dari dukungan penuh lingkungan terdekatnya. 

Dia mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada kedua orang tuanya yang selalu menjadi sumber motivasi terbesar dalam setiap langkahnya. Ia mengaku sangat bersyukur memiliki lingkungan yang suportif dan mendorongnya untuk terus berkembang.

"Mereka selalu memberikan arahan dan menjadi sumber motivasi terbesar," katanya. Tak hanya itu, teman-teman sekolah dan para guru juga berperan penting dalam membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik, baik dalam hal akademik maupun non-akademik. (*)