TIMES SURABAYA, SURABAYA – Anggota Komisi E DPRD Jatim Cahyo Harjo Prakoso mengingatkan masyarakat untuk menjaga ketahanan sosial di tengah dinamika kondisi global.
Ketahanan sosial menunjukkan adanya kemampuan kelompok masyarakat untuk menghindari atau mengelola konflik hingga mencari berbagai solusi.
Cahyo Harjo Prakoso menyatakan pentingnya ketahanan sosial di tengah krisis global yang terjadi hari ini.
"Gejolak dunia hari ini terjadi suatu pergerakan yang luar biasa. Adanya perang pangan, perebutan sektor pangan, perang dagang antara Amerika dan China. Kita sebagai masyarakat harus paham bahwa tantangan kita membangun Indonesia tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi tantangan dari negara luar sangat luar biasa," kata Cahyo, Selasa (27/5/2025).
Dia menambahkan, bahwa tak dapat dipungkiri jika kenaikan harga-harga barang industri juga merupakan dampak dari perubahan konstelasi politik global.
Tantangan pada masa kini tidak hanya berasal dari dalam negeri saja, melainkan juga dari mancanegara yang berakibat pada penguatan mata uang dollar (USD) sebagai dampak perang dagang serta perang kedaulatan pangan dan wilayah.
Ketahanan sosial sendiri menjadi salah satu langkah dalam mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi dan merupakan program Presiden Prabowo Subianto untuk menjaga stabilitas Indonesia.
Masyarakat bisa membantu mewujudkannya dengan semangat kebersamaan dan gotong royong. Salah satunya melalui swasembada pangan.
"Beliau memiliki pemikiran bahwa kunci ketahanan sosial, kunci ketahanan kita terhadap krisis yang terjadi, pertama adalah swasembada pangan. Kalau kita mau survive dalam kehidupan sosial kita yang penting kita punya pangannya dulu," tegas Cahyo.
Program swasembada pangan tersebut akhirnya juga ditindak lanjuti oleh Pemprov Jatim. Berdasarkan data terbaru, Jawa Timur menjadi daerah produksi padi terbesar di Indonesia dengan kisaran sekitar 17 persen dari total penghasil padi nasional.
"Kira-kira 9,7 juta ton produksi padi kita, dan kita juga penghasil jagung tertinggi di Indonesia itu luar biasa sekali. Ini berkat terobosan-terobosan yang sudah dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah," sebut Cahyo.
Berkat terobosan itulah, saat Idul Fitri kemarin harga sembako di Jawa Timur masih relatif stabil dibandingkan provinsi lainnya, hal ini selaras dengan program Presiden Prabowo lainnya seperti pembukaan lahan pertanian baru.
"Jadi saat ini beliau peduli terhadap harga gabah minimal Rp6.500 per kilogram agar petani kita makmur lalu juga pupuk subsidi langsung direct tidak melalui pengusaha langsung ke kelompok petani, jadi mengurangi atau mencegah adanya tengkulak nakal yang main harga," ujarnya.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |