TIMES SURABAYA, SURABAYA – Komitmen legislatif Jawa Timur untuk memberdayakan wirausaha muda terungkap tuntas dalam podcast Ngopeni Rakyat TIMES Indonesia. DPRD Jatim secara terbuka menyatakan kesiapan mereka untuk menggelar Karpet Merah, menawarkan solusi konkret dan dukungan penuh bagi generasi muda yang siap menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

Dukungan strategis ini disampaikan langsung oleh Musyafak Rouf, Ketua DPRD Jawa Timur, yang membahas tuntas peluang, tantangan, dan dukungan nyata pemerintah, mulai dari kebijakan pro-UMKM hingga digitalisasi pemasaran.

Latar belakang utama kebijakan ini adalah tingginya angka pengangguran terbuka di Jatim, yang menurut Musyafak hal ini masih menjadi beban yang harus diselesaikan, dan solusinya adalah mencetak wirausaha baru, bukan hanya pencari kerja.

"Menurut BPS yang ada itu Angka pengangguran masih di kisaran 7 hingga 8 persen dari angkatan kerja. Ini juga menjadi kewajiban negara dan beban negara," ujar Musyafak atau dengan sapaan akrab Cak Syafak.

Salah satu hambatan klasik bagi pelaku usaha birokrasi perizinan yang rumit dipastikan akan dipangkas. DPRD Jatim telah mengesahkan Perda Nomor 1 Tahun 2024 tentang kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha kecil, menjadikannya payung hukum untuk reformasi perizinan.

"Kalau bisa mudah kenapa harus sulit. Sekarang kalau bisa mudah kenapa dipersulit, gitu loh. Dibalik sekarang." tegas Musyafak dalam pergeseran paradigma birokrasi.

Guna menyelesaikan isu pemasaran, DPRD Jatim mendorong pemanfaatan optimal platform digital Jatim Bejo (Jatim Belanja Online). Jatim Bejo tidak sekadar menjadi marketplace, tetapi juga kanal yang mewajibkan seluruh dinas dan Pemerintah Provinsi Jatim untuk memprioritaskan pembelian produk UMKM lokal. Langkah ini efektif memberikan kepastian pasar yang stabil dan demand yang terukur bagi wirausaha pemula.

Dukungan finansial dan regulasi harus dibarengi dengan kualitas SDM yang unggul. Cak Syafak menekankan bahwa ijazah kini bukan lagi penentu utama.

"Ijazah itu hanya bukti lulusan, tetapi keterampilan itu yang dibutuhkan sekarang," tegasnya.

Wirausaha muda Jatim juga dibekali dengan filosofi mental bernama 'AIR' sebagai modal untuk bertahan dan sukses, yang terdiri dari Adaptasi, Integritas atau kejujuran dan Rendah Hati.

"Pemerintah dan DPRD sudah siapkan jalannya. Regulasi sudah kita buat pro-rakyat, anggaran sudah kita geser buat pemberdayaan. Sekarang bolanya adalah di tangan kalian semua anak-anak muda. Ayo manfaatkan fasilitas ini," ucanya untuk anak muda segera mengambil kesempatan emas ini serta mendorong kemandirian dan gerakan ekonomi kreatif di Jawa Timur. (*)