https://surabaya.times.co.id/
Berita

Khofifah-Emil Siap Lanjutkan Program Nawa Bhakti  Satya Versi 2025-2030

Rabu, 28 Agustus 2024 - 10:40
Khofifah-Emil Siap Lanjutkan Program Nawa Bhakti  Satya Versi 2025-2030 Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak saat menyampaikan orasi sebagai Cagub-Cawagub Jatim 2024 sebelum menuju Kantor KPU Jatim untuk melakukan pendaftaran, Rabu (28/8/2024). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYAKhofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak memastikan siap melanjutkan Program Nawa Bhakti Satya Versi 2025-2030. Sebuah gagasan yang berhasil mereka jalankan selama periode lima tahun kepemimpinan. 

"Saya ingin mengajak semua berprasangka baik, bercita-cita baik, berharapan baik bahwa Insya Allah kehidupan kita makin hari akan lebih baik, masyarakat Jawa Timur makin hari akan makin makmur. Seluruh warga bangsa persaudaraannya makin hari akan makin baik," kata Khofifah dalam orasinya usai mendaftar ke KPU Jatim sebagai calon Gubernur Jatim di Pilkada 2024, Rabu (28/8/2024).

Ia juga meminta doa restu kepada ribuan relawan, menyampaikan harapan besar menjemput kemenangan di Pilgub Jatim.

"Pasangan Khofifah dan Emil Insya Allah menang, Insya Allah menang! Insya Allah menang! Alfatihah," ujar Khofifah penuh semangat.

Khofifah tak lupa mengucapkan terima kasih kepada 15 partai politik pengusung. Partai Gerindra, Golkar, Demokrat, NasDem, PAN, PKS, PPP, PSI, Perindo, Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Bulan Bintang, Partai Garuda, PKN dan Partai Prima yang sudah memberikan dukungan SK DPP sesuai PKPU (B1KWK). 

"Insya Allah semuanya sudah kita unggah dalam Silon KPU Provinsi Jatim dan bersama-sama kita akan mendaftarkan kami Khofifah dan Emil sebagai Cagub dan Cawagub pada Pilkada Serentak 27 November 2024," ungkapnya.

Jatim maju, adil, makmur, unggul menjadi bagian visi Khofifah-Emil mengajak masyarakat bersama mewujudkan Indonesia Emas 2045. Bersama meraih kemenangan Jatim. Menurut Khofifah, kemenangan Khofifah dan Emil adalah kemenangan masyarakat Jatim.

"Prinsip kami adalah, pemimpin Jawa Timur, pemimpin kabupaten kota, pemimpin di semua lini seyogyanya bisa menjadi game changer. Mereka bisa mengubah keadaan dari yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa, bisa mendapatkan peningkatan kualitas melalui pendidikan, kesehatan, gizi yang baik, pembukaan lapangan kerja yang baik dan kita menyiapkan dalam program antara lain milenium job center," kata Khofifah.

Emil Dardak kemudian turut melakukan orasi. Ia mengaku mendapat kehormatan luar biasa selama lima tahun bisa mendampingi Khofifah. 

Dan kini, mereka siap melanjutkan biduk kepemimpinan bersama. Emil dengan penuh semangat menyampaikan sejumlah peran besar seorang tokoh perempuan dalam mewujudkan keberhasilan pemerintahan melalui Nawa Bhakti Satya. 

Nawa dalam Bahasa Sansekerta berarti sembilan. Simbol kemuliaan, keindahan dan semangat. Angka sembilan juga kerap dikaitkan dengan perjuangan para Wali Songo di Tanah Jawa.

Rabu, 28 Agustus 2024. Khofifah Indar Parawansa dan Emil kembali mengumumkan sembilan janji bakti. 

Bakti pertama, Jatim Sejahtera. Kedua, Jatim Kerja. Ketiga, Jatim Cerdas dan Sehat.  Keempat Jatim Akses. Kemudian disusul Jatim Berkah, Jatim Agro, Jatim Berdaya, Jatim Amanah serta Jatim Harmoni. 
Janji kampanye itu bergulir. 

Khofifah, kata Emil, berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem melalui kerja nyata seluruh pihak. Menjaga inflasi tetap terkendali, membangun kembali infrastruktur dengan cepat di tengah dampak berbagai bencana.

Khofifah telah melakukan gerak cepat. Mendorong masa depan pendidikan lebih baik dan terjangkau kepada seluruh masyarakat. Semangat membangun Jatim bersama dengan motto Jer Basuki Mawa Beya.

"Ini adalah perjuangan dengan keadilan seorang pemimpin," kata Emil. 

"Kami menyiapkan bagaimana melanjutkan kemajuan di Jatim," tambahnya. 

Kediaman Khofifah di Surabaya menjadi saksi sejarah. Nawa Bhakti Satya bergaung kembali. Memakmurkan desa dan kota.

Saat menjadi gubernur perempuan pertama di Jatim, Nawa Bhakti Satya telah tertunaikan. Tak terhitung berapa banyak peluh ia curahkan demi mewujudkan semua cita-cita luhur para pendiri bangsa. Dia lahir sebagai seorang game changer. 

Gubernur Khofifah. Nama itu terlalu lekat di telinga masyarakat. Terutama kaum proletar, terpinggirkan dan kerap luput dari perhatian. 

"Nawa Bhakti versi 2025-2030 mudah-mudahan akan mengantarkan kita bersama menuju Jawa Timur yang maju, yang unggul, yang berkeadilan dan makmur berkelanjutan menuju Indonesia Emas 2045," kata Emil Dardak.

Menurut buku Gerak Cepat Khofifah untuk Jawa Timur yang juga ditulis di antaranya oleh penulis sekaligus Jurnalis TIMES Indonesia, Lely Yuana, Khofifah terbiasa berada di tengah lautan massa, membagikan bantuan pemerintah hingga bantuan pribadi sebagai bentuk zakat atas upayanya berderma sebagai seorang khalifah. 

Potret itu tetap terekam hingga jelang purna lima tahun kepemimpinan. Lima tahun lalu maupun tahun jelang akhir jabatan, bakti Gubernur Khofifah tak pernah berubah. 

Berhasil menutup lima tahun kepemimpinan dengan gemilang di tengah ekskalasi berbagai tantangan global. Meramu kebijakan strategis berdampak dalam segala sektor.

"Membuktikan kiprah sebagai policy maker ulung, melakukan komunikasi politik persuasif untuk menjaga kewibawaan teritorial dalam mempertahankan posisi Jatim sebagai provinsi hub antara Indonesia Bagian Barat dan Indonesia Timur. Menempatkan jembatan penghubung sebagai The Great Man Theory, Trait Theory dan Transformasional Theory," demikian isi naskah dalam buku itu.

Menurut Warren Bennis dan Burt Nanus, penulis buku Leaders: The Strategies for Taking Charge, kepemimpinan adalah kekuatan yang sangat berpengaruh di balik kekuasaan tersebut. 

Kepemimpinan bukan sekadar seni dalam menjalankan kekuasaan. Gubernur Khofifah berhasil menginjeksi kebijakan pusat dengan inovasi terukur. Seluruh kebijakan presiden terserap di segala sektor pembangunan fisik maupun sumber daya manusia.

Selama lima tahun ia berlari cepat. Seolah badai tak kan mampu menyurutkan niat membentangkan layar. Tekad itu sebagaimana ketika Bumi Majapahit berhasil menahbiskan diri sebagai pasukan maritim paling ditakuti di dunia.

Pamor itu pula yang ingin ia jahit kembali menghidupkan "Sumpah Palapa" dengan penyatuan sumber daya  kekuatan Jatim lewat peningkatan sektor ekonomi, agrobisnis, sosial, budaya, pendidikan hingga pariwisata.

Tak ada yang luput dari kejelian gubernur melihat peluang. Bukan untuk dirinya sekarang. Tapi ia berpikir jauh ke depan menuju asa Indonesia Emas 2045. 

"Algoritma Gubernur Khofifah berjalan terstruktur. Tidak berlebihan jika gaya kepemimpinan kharismatik Gubernur Khofifah adalah cara menunjukkan kualitasnya. Ia memiliki daya tarik memukau dan pengikut luas," ungkap sang penulis. (*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.