TIMES SURABAYA, SURABAYA – Dua hari setelah pencarian korban tenggelam kali Jagir Surabaya, tubuh A (60) ditemukan dalam kondisi tak bernyawa pada Jumat (31/1/2025) petang.
Jasad korban ditemukan tidak jauh dari lokasi tenggelam, memakai celana putih dan memakai kaos garis biru putih.
Sejak hari pertama pencarian pada Kamis (30/1/2025), petugas SAR dan tim gabungan langsung mendirikan tenda.
Titik pencarian korban berfokus di sekitar area tenggelam. Saksi mata saat itu melihat, korban melambaikan tangan, namun saksi yang berada di sekitar kejadian, tidak berani mendekat.
Pencarian yang dipimpin oleh Gani, Kepala Operasi SAR, menurunkan enam perahu karet. Tim SAR melakukan kordinasi dengan petugas Pintu Air Rolag Jagir.
Pintu air kemudian ditutup, untuk mempermudah manuver pencarian korban dengan menggunakan perahu karet.
“Kami berkoordinasi dengan petugas Pintu Air Rolag, pintu air segera ditutup. Hal ini memudahkan pencarian korban,” ungkap Gani saat berada di lokasi kejadian.
Dua perahu karet dari BPBD Kota Surabaya dan DPKP Kota Surabaya melakukan pencarian di sekitar Pintu Air Rolag Jagir.
Sementara untuk 4 perahu karet dari Satpol PP Kota Surabaya, SAT BRIMOB Polda Jawa Timur, BPBD Provinsi Jatim dan BASARNAS, melakukan penyisiran dari Pintu Air Rolag Jagir sampai dengan di Kampus Stikom.
“Hingga Kamis (30/1/2025) petang, korban belum juga ditemukan, lalu operasi pencarian kami lanjutkan keesokan hari. Mulai pukul 07.00 kami melakukan penyisiran di area yang sama menggunakan 2 unit perahu karet,” ujar Gani saat pencarian didampingi Tim Basarnas Buyung Hidayat Rachman.
Pencarian tindak hanya menyasar titik lokasi tenggelam, setelah di area STIKOM petugas gabungan bergeser di muara Mangrove Wonorejo. Menggunakan 8 unit perahu karet, dibagi 3 unit melakukan pencarian. Petugas sempat kesulitan karena debit air tinggi.
“Menjelang petang, korban ditemukan di titik kordinat penemuan 7°18'06"S 112°44'45"E, jarak 620 meter dari titik awal ( pintu air jagir ). Selanjutnya dilaksanakan olah TKP di lokasi oleh Tim Inafis Polrestabes Surabaya,” ungkap Gani.
Petugas menemukan kartu paguyuban becak di saku celana korban. Sebelum kejadian tenggelam, warga Kembang Kuning Surabaya ini sebelumnya melakukan aktivitas mancing lalu terpeleset.
Sontak saksi mata kebingungan saat melihat korban melambaikan tangan namun tidak bisa menolong. Hingga korban di tengah perairan sampai tenggelam.
Di tengah informasi cuaca ekstrem musim hujan, ada baiknya tidak melakukan aktivitas di alam terbuka demi keselamatan.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Faizal R Arief |