https://surabaya.times.co.id/
Berita

Jatim Siap Jadi Produsen Beras Fortifikasi untuk Dukung Makan Bergizi Gratis

Senin, 17 Maret 2025 - 14:00
Jatim Siap Jadi Produsen Beras Fortifikasi untuk Dukung Makan Bergizi Gratis Mirza Muttaqien, Direktur PT JGU saat acara di Gedung Negara Grahadi, Senin (17/3/2025).(Foto : Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMES SURABAYA, SURABAYA – BUMD Provinsi Jawa Timur, PT Jatim Grha Utama (JGU) menyatakan turut berperan aktif dalam mendukung keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui produksi beras fortifikasi.

Proses produksi inovasi pangan yang meningkatkan kandungan gizi konsumsi anak-anak sekolah ini, menggandeng Koperasi Produsen Multi Pihak (KMP) yang beranggotakan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani).

JGU memastikan bahwa produksi beras fortifikasi tidak hanya mendukung pemenuhan gizi nasional tetapi juga memberikan nilai tambah bagi hasil panen petani, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan memperkuat rantai pasok pangan yang lebih efisien.

“Beras fortifikasi bukan sekadar solusi peningkatan gizi anak-anak, tetapi juga bagian dari strategi besar untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan petani. Dengan melibatkan petani melalui KMP, kita menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” ujar Mirza Muttaqien, SH, Direktur PT JGU di Gedung Negara Grahadi, Senin (17/3/2025).

Dengan demikian, lanjutnya, Program Makan Bergizi Gratis, kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto, ini mendapat dukungan penuh di Jawa Timur. 

"Program ini selaras dengan visi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menargetkan provinsi ini sebagai lumbung pangan dan pusat hilirisasi pertanian," ujarnya.

Gandeng KMP Produksi Beras Fortifikasi Penuhi Gizi 

Saat ini, KMP di Madiun dan Jombang telah memproduksi beras premiun dan tengah bersiap untuk memulai produksi beras fortifikasi.

Ke depan, kata dia, model produksi ini akan diperluas ke berbagai sentra produksi beras lainnya di Jawa Timur, memperkuat peran daerah sebagai pusat industri pangan bernilai tambah.

Sebagaimana Program Makan Bergizi Gratis sendiri tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan daya tahan tubuh anak sekolah, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional dengan melibatkan petani dan industri pangan lokal dalam rantai pasoknya.

Program Makan Bergizi Gratis sendiri disebut memiliki banyak manfaat, antara lain mampu kesehatan dan daya tahan tubuh anak sekolah, meningkatkan fokus dan prestasi akademik siswa, menjamin kesejahteraan petani dengan kepastian pasar hasil panennya dan mendorong pertumbuhan industri pangan berbasis produk lokal.

“Salah satu komponen utama dalam program ini adalah beras fortifikasi, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak sekolah melalui tambahan nutrisi penting,” tegasnya.

Mirza menjelaskan, sebagai bagian dari strategi hilirisasi pertanian, beras fortifikasi diproduksi melalui pencampuran Kernel Beras Fortifikan (Fortified Rice Kernel/FRK) ke dalam beras lokal.

"Proses ini mengikuti standar Standar Nasional Indonesia (SNI) 9314:2024 serta rekomendasi World Food Programme (WFP), dan Kernel Beras Fortifikan yang digunakan telah memperoleh izin edar dari BPOM RI untuk memastikan kualitas dan keamanannya," terangnya.

Tahapan produksi dan distribusi beras fortifikasi dimulai dari proses pengolahan. Dimana beras lokal diperkaya dengan Kernel Beras Fortifikan (FRK) yang mengandung zat besi, asam folat, vitamin A, vitamin B1, B3, B6, B12, dan zinc.

"Teknologi pencampuran modern memastikan nutrisi tersebar merata dalam setiap butir beras,” ujarnya.

Untuk distribusi, PT JGU bekerja sama dengan BUMD Kabupaten/Kota dan Koperasi-Koperasi Desa untuk menyalurkan beras fortifikasi ke sekolah-sekolah di Jawa Timur.

Sistem distribusi yang lebih efisien memastikan harga tetap terjangkau bagi pemerintah dan masyarakat.

“Untuk pemasaran selain untuk Program Makan Bergizi Gratis, beras fortifikasi juga tersedia untuk masyarakat sebagai alternatif beras sehat dengan harga ekonomis,” ujarnya.

“Dengan tambahan biaya sekitar 100-150 rupiah per 100 gram, masyarakat bisa mendapatkan beras bernutrisi tinggi tanpa membebani anggaran rumah tangga,” imbuhnya. 

Kandungan Gizi Beras Fortifikasi

Beras fortifikasi yang diproduksi oleh PT JGU dan KMP mengacu pada standar SNI 9314:2024 dan WFP, serta mengandung zat gizi esensial. Mulai Zat Besi (3.500 – 5.250 mg/kg) yang mampu mencegah anemia dan meningkatkan konsentrasi belajar.

Asam Folat (250 – 375 mg/kg) untuk mendukung perkembangan otak dan kesehatan saraf. Vitamin A (195 – 300 mg/kg) untuk menjaga kesehatan mata dan memperkuat sistem imun, 
Vitamin B1 (250 mg/kg) membantu metabolisme energi dan fungsi saraf, Vitamin B3 (9.100 – 13.650 mg/kg) mendukung fungsi otak dan sistem pencernaan.

Kemudian Vitamin B6 (780 – 1.170 mg/kg) yang berperan dalam produksi hemoglobin dan kesehatan otak, Vitamin B12 (1,0 – 1,5 mg/kg) yang penting untuk pembentukan sel darah merah dan Zinc (3.000 – 4.500 mg/kg) untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar anak tidak mudah sakit.

Dikatakan Mirza, sebagai provinsi dengan surplus produksi beras terbesar di Indonesia, Jawa Timur memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi beras fortifikasi bagi kebutuhan nasional.

Dengan strategi hilirisasi yang tepat, Jawa Timur dapat mengoptimalkan hasil panen petani sekaligus meningkatkan nilai tambah produk pertanian.

Melalui pendekatan ini, dampak ekonomi yang dihasilkan mencakup efisiensi biaya distribusi  produksi yang dilakukan di dekat sentra pertanian mengurangi ongkos logistik.

Selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan petani karena memperoleh harga lebih stabil dan kepastian pasar serta dukungan terhadap industrialisasi pertanian petani dan koperasi dapat berperan lebih aktif dalam rantai nilai pangan.

“Dengan sistem distribusi yang lebih efisien, kita tidak hanya menekan biaya logistik, tetapi juga memastikan petani semakin sejahtera dan anak-anak mendapatkan beras berkualitas,” tambah Mirza.

Melalui sinergi antara pemerintah, BUMD, koperasi, dan petani, Jawa Timur siap menjadi contoh nasional dalam penerapan Program Makan Bergizi Gratis berbasis hilirisasi pertanian.

Program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek berupa pemberian makanan bergizi, tetapi juga menjadi bagian dari strategi ketahanan pangan nasional, peningkatan kesejahteraan petani, serta pembangunan generasi muda yang lebih sehat dan cerdas.

“Dengan pendekatan hilirisasi pertanian, kita tidak hanya memastikan gizi anak-anak terpenuhi, tetapi juga membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat bagi petani dan pelaku usaha lokal,” kata Mirza Muttaqien.(*)

Pewarta : Lely Yuana
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Surabaya just now

Welcome to TIMES Surabaya

TIMES Surabaya is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.