TIMES SURABAYA, SURABAYA – Pesisir Surabaya Timur rentan akan gelombang tinggi. Termasuk potensi tsunami kecil. Namun, daerah ini tetap aman karena keberadaan benteng pertahanan bernama Pulau Dadapan.
Sebuah pulau kecil memanjang yang memisahkan wilayah lautan Surabaya dan Sidoarjo. Pulau ini ditumbuhi tanaman bakau sebagai pembatas perairan dalam dengan kawasan pesisir.
Bakau atau mangrove yang tumbuh lebat di Pulau Dadapan telah memberikan manfaat luar biasa bagi para pencari ikan dan masyarakat setempat.
Menuju ke sana, berangkat dari Dermaga Kebun Raya Mangrove Gunung Anyar Surabaya. Menaiki perahu selama kurang lebih 20 menit. Menempuh jarak 3-4 kilometer. Perahu ini adalah perahu sewa.
Sepanjang perjalanan, kanan kiri banyak ranting mangrove menghadang. Tanda tanaman ini tumbuh subur. Ada 15 jenis mangrove. Tanaman penyerap karbon terbaik di dunia.
Burung pesisir hingga burung migran beterbangan, kelebatan monyet liar dan biawak memecah daun-daun gugut yang diam. Suara-suara alam bersahutan.
Mangrove Gunung Anyar menjadi habitat burung paling banyak. Ada burung raja udang merah, raja udang biru dan cekakak.
Mereka telah bersahabat dengan deritan suara mesin perahu yang lalu lalang mengantar wisatawan atau perahu cadik nelayan.
Sampai di Pulau Dadapan, lautan luas nampak membentang bebas. Ujung pulau berupa daratan berbentuk runcing menantang dan melebar hingga daratan. Barisan bakau rimbun menaungi.
"Kita untungnya ada pulau itu, coba itu nggak ada pulau, di sini sudah sering banjir," kata Reksa, seorang nelayan yang mengantar perjalanan pada Selasa (31/10/2023).
Bagi mereka, Pulau Dadapan adalah penghadang ombak tinggi. Meskipun demikian, tak dapat dipungkiri air rob masih saja menerjang. Siklus alami. Namun tak setinggi seperti di wilayah perairan laut Kenjeran Surabaya Utara.
"Nggak pernah parah, jadi masuk airnya naik dikit-dikit. Paling tinggi di atas dermaga ini," kata Reksa seraya menunjuk kayu dermaga setinggi satu meter dari permukaan air.
Sebagai contoh beberapa waktu lalu, rumah-rumah di pesisir utara sempat tenggelam karena rob besar. Sedangkan Surabaya Timur, pesisir, tetap aman. Pulau Dadapan sendiri lebih banyak masuk Wilayah Sidoarjo.
"Kalau ditarik garis harusnya ikut sini, berhubung lebih banyak ke Sidoarjonya masuknya ke sana," ujarnya.
Dengan demikian, keberadaan bakau adalah penyelamat bagi ekosistem laut. Selain menahan tsunami dan rob, juga menjadi tempat hidup satwa liar. Seperti burung, monyet, biawak dan lainnya.
Dinas Lingkungan Hidup dan Ruang Terbuka Hijau serta Dinas Ketahanan Pangan Kota Surabaya berperan utama dalam mengorganisir upaya perlindungan bakau.
Bersama stakeholder, menjaga bakau tetap lestari melalui reboisasi atau peremajaan. Dinas terkait juga menjadi pintu masuk bagi komunitas, swasta, perusahaan negara maupun sekolahan untuk melakukan penanaman.
"Kalau nggak ditanami ya lama-lama habis, kan harus ada peremajaan-peremajaan," tandasnya.
Selain itu, upaya pelestarian satwa turut dilakukan oleh sejumlah komunitas. Ada yang melepas monyet liar hingga biawak di Mangrove Gunung Anyar Surabaya. Dermaga menuju Pulau Dadapan.(*)
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |