TIMES SURABAYA, SURABAYA – Beredar video Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim mendoakan Prabowo-Gibran dari Tanah Suci Mekkah saat melakukan umrah baru-baru ini bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Kiai Asep nampak berjalan mengelilingi Ka'bah sembari memanjatkan doa-doa khusus. Dalam doa itu terselip nama Capres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Cawapres Gibran Rakabuming Raka. Doa itu diamini oleh para jemaah.
Saat pulang ke Indonesia, Kiai Asep membenarkan isi doa tersebut. Sementara Gubernur Khofifah sendiri juga telah mengumumkan siap menjadi juru kampanye nasional (Jurkamnas) TKN Prabowo-Gibran ketika landing di Bandara Juanda selepas umrah.
"Itu saat umrah kemarin," kata Kiai Asep ketika dikonfirmasi awak media, Minggu (14/1/2024).
Doa itu dikatakan Kiai Asep untuk kemenangan Prabowo dalam satu putaran. Apakah doa itu juga bentuk totalitas dukungan?
"Bentuk totalitas atau tidak kan di sana harus berdoa untuk apa saja, tentu berdoa untuk bangsa dan negara antara lain, doa untuk bangsa dan negara itu ya begitu," tandasnya.
Menurut Kiai Asep, ia iba pada nasib bangsa andaikata Pilpres tidak berjalan satu putaran.
Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim, Minggu (14/1/2024). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
"Kasihan kepada Bangsa Indonesia, kalau menang itu kan pasti ada pemenangnya apakah satu putaran atau dua putaran. Nanti akan ada pemenang, lebih baik di satu putaran saja. Kenapa? Kasihan kepada bangsa," kata Kiai Asep.
Kemenangan satu putaran seperti doa Kiai Asep dengan harapan dapat menghemat anggaran Pemilu hingga Rp 18-20 triliun dan mengantisipasi timbulnya konflik karena klaim kemenangan antar paslon.
Jika satu putaran, berdasarkan hitungan Kiai Asep, maka kemenangan masing-masing Paslon berkisar antara 22-24-25 persen. Maka tidak mungkin dengan 22 persen mengklaim kemenangan. Tidak mungkin pula 26 persen mengklaim kemenangan.
Tapi kalau dua putaran potensial bisa di atas 45 persen. Angka kemenangan 45 persen ini bisa memunculkan klaim dari pihak-pihak tertentu.
"Kalau 45 persen orang rasional ketika mengklaim sebetulnya saya yang menang, tetapi saya dikalahkan saya dicurangi. Orang masih menganggap rasional karena persentasenya 45 persen misalnya. Tapi kalau 22 persen kan nggak mungkin. Kemungkinan terjadinya demikian ini, jika dua putaran, klaim kemenangan yang rasional dipandang orang karena persentasenya sudah di atas 45 misalnya, ini yang memicu terjadinya konflik. Kasihan kalau bangsa ini terjadi konflik," ucap KH Asep Saifuddin Chalim. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Doakan Kemenangan Prabowo-Gibran di Tanah Suci
Pewarta | : Lely Yuana |
Editor | : Irfan Anshori |