TIMES SURABAYA, SITUBONDO – Seiring dengan merebaknya penyebaran penyakit hewan menular Lumpy Skin Disease atau LSD di sejumlah wilayah Provinsi Jawa Timur, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Situbondo menyebut stok obat aman jelang Idul Adha.
Kabid Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Disnakkan Kabupaten Situbondo, Sulistiyani menjelaskan, mendekati momen hari raya Idul Adha atau qurban, pihaknya terus melakukan langkah-langkah pencegahan dini untuk cegah penyebaran LSD di Situbondo.
"Melalui petugas yang bekerja ke kandang dan laporan masyarakat terkait dugaan LSD langsung kita tangani. Dengan begitu pengobatannya bisa maksimal," ujarnya.
Ditanya tentang langkah Disnakkan terkait potensi penyebaran LSD pada hewan ternak di Situbondo, Sulis menjelaskan, jikalau ditemukan indikasi LSD pada hewan ternak, nantinya akan dilakukan lokalisir dan pembatasan arus keluar masuk ternak untuk cegah penyebaran lebih lanjut.
Mengutip data dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur hingga tanggal 28 Mei 2023, ada 27 kabupaten/kota yang terkonfirmasi kasus LSD dengan jumlah sapi yang terpapar mencapai 6.554 ekor.
Data sebaran penyakit Lumpy Skin Disease atau LSD di Jawa Timur per 28 Mei 2023. (Dokumen Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur)
Dari data tersebut ada dua daerah yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo. Yakni Kabupaten Bondowoso dengan 1 kasus LSD dan Kabupaten Probolinggo dengan 7 kasus LSD.
Terkait dengan persebaran LSD, Kabid Kesehatan Hewan tersebut menegaskan, kasus temuan LSD di Situbondo hingga Juni 2023 adalah nol persen dan perkembangan vaksinasi hewan ternak sudah capai 70 persen. "Alhamdulillah stok obat cukup memadai yang itu bisa digunakan untuk penanganan PMK dan LSD," imbuhnya.
Sulis menambahkan, penanganan penyakit LSD tidak bisa dilakukan hanya oleh Disnakkan Situbondo saja, partisipasi masyarakat serta koordinasi dengan pemerintah daerah sekitar juga menjadi kunci pencegahan LSD jelang Idul Adha.
"Menjelang hari raya Idul Adha ini lalu lintas ternak dari kabupaten lain, seperti Probolinggo, Bondowoso ini bisa berjalan tanpa membawa penyakit ke Situbondo. Kita itu tidak bisa berdiri sendiri, sehingga masing-masing kabupaten harus saling bekerja sama," pungkasnya.
Sebagai informasi, Lumpy Skin Disease atau LSD merupakan penyakit hewan ternak baru disebabkan oleh virus pox menyerang hewan ternak sapi, kerbau dan jenis ruminansia liar. Kasus LSD pertama di Indonesia ditemukan pada Februari 2022 di Provinsi Riau. (*)
Pewarta | : Agus Miftahurrahman |
Editor | : Muhammad Iqbal |